Bulog Bengkulu Utara Serap 132 Ton Beras, Mayoritas dari Petani di Kabupaten Lebong

Kepala Gudang Bulog Taba Tembilang Bengkulu Utara, Henofi.-foto: dok/koranrb.id-

ARGA MAKMUR – Pemerintah pusat meminta seluruh Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) memaksimalkan penyerapan beras dari petani saat musim panen raya pada pertengahan Februari lalu. Gudang Bulog Taba Tembilang Bengkulu Utara sejak pertengahan Februari 2025 sudah menyerap sebanyak 132 ton beras dari petani. 

Namun ternyata mayoritas beras yang diserap tersebut berasal dari petani sawah di wilayah Kabupaten Lebong. 

Kepala Gudang Bulog Taba Tembilang Bengkulu Utara, Henofi menerangkan  dari 132 ton tersebut 70 persen berasal dari petani Lebong dan sisanya dari Bengkulu Utara. Beras tersebut dibeli Bulog dengan standar harga nasional. 

“Memang mayoritas dari Kabupaten Lebong, karena kita bisa membeli tidak hanya dari Bengkulu Utara, namun juga dari Lebong,” terangnya.

BACA JUGA:Petani Bengkulu Utara Dapat 67,2 Ton Benih Padi Gratis dari Kementan

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Canangkan Bangun Rumah Sakit di Selebar

Ia juga meminta petani terus meningkatkan kualitas hasil panen sehingga beras yang dijual ke Bulog bisa memenuhi standar yang ditetapkan. Minimal standar yang ditetapkan bagi beras yang akan dibeli oleh Bulog adalah beras yang memenuhi syarat usia panen dan perawatan selama penanaman.

“Termasuk juga soal kadar air pada beras yang dihasilkan, kita harapkan sesuai dengan standar,” jelas Henofi.

Ia juga menerangkan dalam penetapan standar kualitas beras yang dibeli dan standar harga Bulog mengikuti standar yang ditetapkan pemerintah pusat. Hal ini dengan harapan bisa menjaga harga jual beras petani yang mayoritas masih dijual pada tengkulak. Sehingga tengkulak tidak bisa menetapkan harga yang rendah meskipun saat panen raya. 

BACA JUGA:Tidak Ada Persiapan Khusus Jelang PSU Bengkulu Selatan, Bawaslu Ingatkan Ini

BACA JUGA:Sempat Diportal Warga, Air Mineral MAS ‘Melunak’

“Karena harapan kita jika harga tengkulak rendah, maka petani memiliki pilihan menjual beras tersebut pada Bulog,” ungkap Henofi.

Sementara itu, sebelumnya Suryanto petani di Kecamatan Arma Jaya menerangkan masyarakat sejauh ini masih memilih menjual pada tengkulak lantaran harga jual yang masih lebih tinggi. 

Selain itu, juga tidak ada persyaratan formal seperti pengisian formulir dan lainnya yang harus dilakukan petani jika menjual beras ke Bulog. “Karena harga beli tengkulak saat ini masih lebih tinggi, sehingga masih lebih diuntungkan jika menjual ke Bulog,” ungkap Suryanto.

Tag
Share