Negosiasi Tarif Resiprokal AS, Tetap Pertahankan Kepentingan Nasional

NEGOSIASI: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat pertemuan dengan pihak Amerika Serikat untuk negosiasi atas kebijakan tarif resiprokal AS.-foto: ekon.go.id/koranrb.id-
KORANRB.ID - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait perkembangan dan hasil signifikan yang diperoleh delegasi Indonesia dalam pertemuan dengan sejumlah pihak Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, lebih dari sepekan tim delegasi Indonesia yang diketuai Menko Airlangga bertandang ke AS untuk melakukan negosiasi atas kebijakan tarif resiprokal AS.
Dilansir dari laman ekon.go.id, sejumlah pertemuan berhasil mewarnai perjalanan negosiasi delegasi Indonesia, mulai dari pertemuan dengan pejabat tinggi AS yakni US Trade Representative, Secretary Commerce, Secretary Treasury, dan Director of National Economic Council, serta beberapa perwakilan negara lain seperti Minister for Trade and Tourism Australia dan Minister of Trade, Industry, and Energy Korea Selatan.
Untuk kian menyempurnakan keterlibatan berbagai kalangan dalam proses perundingan, delegasi Indonesia juga melakukan pertemuan dengan pelaku usaha AS seperti Semikonduktor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, USINDO, Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.
“Selama di Amerika Serikat, tim delegasi Indonesia ini terus bekerja dengan menjumpai berbagai stakeholders, baik itu dari pemerintah, asosiasi, maupun pelaku usaha. Dengan keterlibatan seluruh pihak tersebut, maka hasil dari perundingan ini dapat komprehensif,” ungkap Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto dilansir dari laman ekon.go.id.
BACA JUGA: Kuota SPMB Jalur Prestasi Ditambah, Ini Penjelasan Disdik Kota Bengkulu
BACA JUGA:Dinkes Berharap Dukungan Pemdes Wujudkan Mukomuko Zero TBC
Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington DC untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS. Kesempatan strategis tersebut mampu diperoleh Indonesia berkat posisinya dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik, serta peran dalam beberapa forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC.
Kontribusi penting tersebut telah mendorong Indonesia untuk memperoleh peluang kerja sama dengan AS pada beberapa sektor, seperti investasi dan perdagangan terhadap komoditas unggulan antar kedua negara.
Dalam proses perundingan dan negosiasi, tim delegasi Indonesia terus mengedepankan kepentingan nasional dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat.
Penawaran yang disampaikan kepada Pemerintah AS juga dirancang untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade). Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia dapat membangun ekonomi dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri.
Penawaran yang disampaikan diantaranya menyeimbangkan neraca perdagangan barang Indonesia-AS senilai USD19,5 miliar, rencana investasi strategis Indonesia di AS seperti perusahaan Indorama yang akan melakukan investasi sebesar USD2 miliar di Lousiana untuk sektor blue ammonia, penyelesaian isu hambatan tarif dan non-tarif, serta peningkatan investasi kedua negara melalui penawaran investasi di Kawasan Ekonomi Khusus dan pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia.
Respons Positif AS
Beragam respons positif dari pihak USTR dan Secretary of Commerce memberikan sinyal baik dari upaya negosiasi yang dilakukan delegasi Indonesia. Selain memiliki early mover advantage dalam negosiasi dan dapat menjadi salah satu referensi bagi AS, Indonesia juga dipandang sebagai negara yang mudah dalam diajak berdialog dan membuka peluang negosiasi yang damai.