Dapat Bantuan 100 Kontainer, Dedy Siap Tuntaskan Permasalahan Sampah

ANGKUT: Petugas pengangkut sampah tengah membersihkan tumpukan sampah yang berada di Pasar Minggu beberapa waktu lalu. RENO/RB--

Sampah yang menumpuk tidak hanya mengganggu lingkungan, tetapi juga berpotensi merusak pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berada di samping jembatan serta mencemari sungai di bawahnya.  

Diungkapkan Lurah Rawa Makmur, Desmi Warman, warga setempat sebenarnya berinisiatif untuk membersihkan sampah tersebut. 

Namun, kelurahan mencegah karena proses pembersihan dinilai terlalu berisiko. 

“Warga ingin membersihkan sendiri, tetapi kami cegah karena lokasinya berbahaya. Sampah banyak menumpuk di atas pipa PDAM dan di sela-sela penyangga jembatan. Jika tidak dilakukan dengan prosedur yang benar, bisa membahayakan warga,” ujar Desmi saat ditemui pada RB, Rabu, 5 Maret 2025.  

Ia menegaskan sebelum melakukan pembersihan, perlu koordinasi dengan pihak PDAM serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Warisan Utang Kegiatan Fisik 2024 Jadi Sorotan, Bupati Seluma Pastikan Segera Lakukan Kajian

BACA JUGA:Timnas Vs Bahrain Harga Tiket Tertinggi Rp1,75 Juta

“Kami akan menunda pembersihan dan perlu ada koordinasi lebih lanjut dengan PDAM dan DLH. Ini penting untuk memastikan prosesnya aman dan tidak membahayakan warga,” tambahnya.  

Selain hambatan itu, kelurahan masih menunggu Peraturan Daerah (Perda) yang baru tentang pengelolaan sampah yang sedang disusun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu saat ini.

“Kami menunggu Perda sampah yang baru sedang dibuat oleh pemerintah kota,” lanjutnya.  

Ditegaskan Desmi, akan menindak tegas pelaku pembuangan sampah sembarangan.

Pasalnya, meski imbauan sudah sering disampaikan, masih ada saja oknum yang membuang sampah di jembatan.

“Kami sudah sering mengingatkan warga, tapi masih ada saja yang melanggar. Selain mengganggu, sampah ini juga bisa merusak fasilitas umum dan mencemari lingkungan,” katanya.  

Menurut hasil pemantauan kelurahan bersama warga, sebagian besar sampah yang dibuang bukan berasal dari rumah tangga, melainkan kebanyakan dari pelaku usaha. 

“Kami menemukan banyak limbah usaha kuliner seperti sisa makanan, bulu ayam, dan bungkus plastik dari warung makan atau tempat pemotongan ayam,” jelas Desmi.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan