BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Unik Sejarah Majapahit yang Mengagumkan
Untuk mengimbanginya, maka mereka cenderung ingin mengontrol hal-hal yang masih bisa mereka pegang.
Sayangnya, keinginan itu sering kali menimbulkan konflik dengan anak-anak yang sudah terbiasa membuat keputusan sendiri.
Bukan karena mereka ingin mempersulit, tapi karena mereka ingin tetap merasa punya kendali atas hidup dan lingkungan sekitar.
4. Trauma dan luka masa lalu yang belum sembuh
Dikutip dari laman Britannica, seiring bertambahnya usia, kita sering kali membawa serta kenangan dan pengalaman masa lalu yang membentuk siapa kita saat ini.
BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Kota Makkah, Gudangnya Sejarah dan Peristiwa Islam
Luka emosional yang tidak terselesaikan dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain, termasuk dengan orangtua kita.
Pada saat orangtua menunjukkan sikap yang rewel atau menyakitkan, sering kali itu adalah manifestasi dari rasa sakit yang mereka alami di masa lalu.
Mereka mungkin tidak memiliki kesempatan atau keberanian untuk membicarakan luka-luka tersebut.
Sehingga emosi itu terpendam dan muncul dalam bentuk perilaku yang sulit dipahami.
Alih-alih merespons dengan kemarahan atau frustrasi, kita bisa mencoba untuk mendengarkan dan memahami dari mana mereka berasal.
BACA JUGA:Ngeri! Berikut 4 Eksperimen Sains Paling Kelam dan Kontroversial Sepanjang Sejarah
Hal ini bukan hanya membantu kita dalam hubungan dengan orangtua, tetapi juga memberikan ruang bagi mereka untuk mulai memproses dan mungkin berbagi cerita yang selama ini terpendam.
5. Ketakutan akan kehilangan dan kesepian
Dikutip dari laman Britannica, Kehilangan teman, pasangan dan jarak emosional dengan anak-anak dapat menciptakan rasa kesepian yang mendalam.