Dalam situasi ini, ketakutan akan kehilangan lebih lanjut dapat memicu perilaku yang mungkin terlihat protektif atau bahkan cemas.
BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Unik Freemason dan Jejak Sejarahnya di Dunia
Sikap protektif ini sering kali muncul dari keinginan untuk merasa aman dan terhubung dengan orang-orang terkasih.
Namun demikian, cara penyampaian yang kurang tepat bisa membuat anak-anak merasa tertekan atau tidak dipahami.
Penting bagi anak-anak untuk menyadari bahwa sikap orangtua tersebut berasal dari cinta dan kekhawatiran.
Walaupun mungkin tidak selalu diekspresikan dengan cara yang konstruktif.
Komunikasi yang terbuka dan empatik antara orangtua dan anak-anak sangat penting dalam situasi ini.
BACA JUGA:Menarik Jutaan Muslim Dunia! Berikut 5 Masjid Ikonik Dalam Sejarah Islam
Anak-anak perlu memberikan ruang bagi orangtua untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Sementara orangtua juga perlu berusaha memahami perspektif anak-anak yang mungkin memiliki kesibukan dan tantangan tersendiri.
Dengan cara saling mendengarkan dan berusaha memahami, hubungan dapat diperkuat, dan rasa aman serta cinta dapat terjaga meskipun ada perbedaan dalam cara mengekspresikannya.
6. Tantangan dalam menghadapi perkembangan zaman
BACA JUGA:Wow! Berikut 5 Spesies Prasejarah yang Menjadi Leluhur Langsung Hewan Modern
Dikutip dari laman Britannica, perubahan teknologi, nilai-nilai sosial, dan pola hidup baru sering kali membuat orangtua merasa terasing dan bingung.
Hal ini bisa menyebabkan mereka bereaksi dengan penolakan atau kritik yang mungkin tampak keras.
Namun demikian, sebenarnya berasal dari ketakutan dan kekhawatiran akan kehilangan kendali atas dunia yang terus berubah.