Murid SD Pecahkan Kaca Ruang Kelas dan Laboratorium, Dipengaruhi Obat Dioplos Minuman Energi

PENGECEKAN: Kepala Dinas Dikbud Bengkulu Tengah melakukan pengecekan terhadap gedung sekolah yang dirusak oleh oknum tak bertanggungjawab.-foto: jeri/koranrb.id-
BENTENG - SDN 78 Kabupaten Bengkulu Tengah dihebohkan dengan pecahnya kaca 4 ruangan kelas serta satu laboratorium, Senin, 28 April 2025. Pelaku perusakan tersebut ternyata salah satu murid SDN 78 berinisial BB.
Saat melakukan perusakan ini, BB diduga dalam kondisi tak sadar atau dipengaruhi oleh obat dioplos minuman energi Power F.
Kepala Dinas Dikbud Bengkulu Tengah, Drs. Tomi Marisi, M.Si mengungkapkan, pihaknya mendapatkan kabar telah terjadi perusakan gedung kelas di SDN 78. Mendapatkan kabar tersebut ia melakukan pengecekan langsung.
Setelah tiba di lokasi, kaca di 4 kelas di SDN 78 tersebut telah pecah. Termasuk kaca laboratorium juga ikut pecah. Setelah dicari tahu ternyata pelakunya murid kelas 5 di SD tersebut.
"Saya mendapatkan laporan, maka saya langsung ke sini. Setelah diselidiki oleh pihak sekolah, ternyata pelakunya salah seorang murid di SD tersebut. Orang tuanya sudah dipanggil terkait tindaklanjut kejadian ini," ujarnya.
BACA JUGA:Bupati: Kepala OPD Tidak Bekerja Maksimal Dimutasi, Dilakukan Evaluasi Kinerja
BACA JUGA:Penertiban PKL Terminal Pasar Kepahiang Sesuai Jadwal, Malam Ini Rapat Persiapan
Lanjutnya, pelaku ini melakukan aksinya pada hari Minggu, 27 April 2025. Sekolah dalam keadaan kosong dan tak ada aktivitas. Saat kejadian pelaku dan beberapa temannya ini bermain di lingkungan sekolah. Kebetulan rumah pelaku ini berdekatan dengan sekolah.
Saat bermain di lingkungan sekolah inilah pelaku melancarkan aksinya dan melempar kaca kelas dan laboratorium hingga pecah. Saat melancarkan aksinya, diketahui korban ini dalam keadaan mabuk karena pengaruh oplosan obat dan minuman ringan yang ia campurkan.
"Pelaku dan temannya ini mengkonsumsi oplosan obat dan minuman saat mereka pulang dari salah satu pesta di desa tersebut. Saat dipengaruhi oleh oplosan tersebut mereka ke sekolah dan terjadilah kejadian tersebut," katanya.
Tomi menegaskan, ini akan menjadi perhatian khusus dan meminta orang tua bisa lebih memperhatikan anaknya. Sebab kejadian ini diluar jam sekolah dan seharusnya sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjaganya.
"Kami berharap orang tua bisa lebih memperhatikan anaknya. Jangan biarkan anak diberikan kebebasan dan berbuat semaunya. Kejadian ini harus menjadi pelajar bagi kita bersama," tegasnya.
BACA JUGA:Audiensi Petani Sawit Bersama Pemprov Bengkulu Bubar Tanpa Hasil
BACA JUGA:Di Bengkulu Ada 2.074 Ormas, Kesbangpol: Ormas Wajib Lapor