Menilik 4 Perang Dagang Paling Berpengaruh dalam Sejarah

Perang Opium I. foto: Ilustrasi/ fran/ meta ai/ koranrb.id--

BACA JUGA:Menilik 5 Peristiwa Sejarah yang Menjadi Misteri Terbesar di Dunia

Dikutip dari laman Britannica, Smoot-Hawley Tariff Act yang ditandatangani oleh Presiden Herbert Hoover pada tahun 1930 adalah salah satu kebijakan ekonomi yang paling kontroversial dalam sejarah Amerika Serikat. 

Dengan menaikkan tarif impor hingga 20 %, undang-undang ini bertujuan untuk melindungi industri dan pertanian domestik yang terpuruk akibat Great Depression. 

Namun demikian, kebijakan ini justru berbalik merugikan perekonomian AS.

Kenaikan tarif menyebabkan harga barang impor melonjak, yang pada gilirannya mengurangi daya saing produk-produk AS di pasar internasional. 

BACA JUGA:Menilik 11 Sejarah Jin, Makhluk Gaib dalam Ajaran Islam dan Budaya Arab

Negara-negara mitra dagang, seperti Kanada, merespons dengan menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang AS, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam neraca perdagangan.

Akibatnya, perdagangan global mengalami penurunan drastis, mencapai 66 % antara tahun 1929 dan 1934.

Ketika Franklin D. Roosevelt menjabat sebagai presiden, ia menyadari perlunya perubahan dalam kebijakan perdagangan. 

Melalui Reciprocal Trade Agreement Act, Roosevelt berusaha menurunkan tarif impor dan membangun kerjasama dagang yang lebih baik dengan negara lain.

BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Unik Freemason dan Jejak Sejarahnya di Dunia

Hal ini sebagai langkah untuk mendorong liberalisasi perdagangan dan memulihkan ekonomi AS. 

4. Chicken War

Dikutip dari laman Britannica, pasca kemenangan Amerika Serikat (AS) di Perang Dunia II, industri peternakan ayam di negara tersebut mengalami lonjakan produksi yang signifikan. 

Pada tahun 1960, Amerika Serikat mulai mengekspor ayam ke Eropa, yang saat itu masih dalam proses pemulihan dari dampak perang. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan