Bahas Penyelesaian Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia - Uni Eropa CEPA

BILATERAL: Pertemuan Bilateral Mendag RI, Budi Santoso dan Mendag Prancis, Saint-Martin membahas peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Prancis khususnya di bidang perdagangan, serta Perundingan Indonesia-European Union CEPA.-foto: kemendag.go.id/koranrb.id-

KORANRB.ID - Menteri  Perdagangan  RI,  Budi  Santoso  bertemu  dengan  Menteri  Urusan Perdagangan Luar Negeri dan Warga Prancis di Luar Negeri, Laurent Saint-Martin, Rabu, 9 April 2025 di  kantor  Kementerian  Perdagangan  RI,  Jakarta.

Mendag  mengangkat  upaya  percepatan penyelesaian Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA).

Ia mengharapkan dukungan Prancis dalam mendorong terselesaikannya perundingan tersebut.

“Indonesia berharap, Prancis dapat memberikan dukungannya dalam mendorong penyelesaian Perundingan  Indonesia-EU  CEPA.  Saat  ini,  Ketua  Perunding  dan  masing-masing  kelompok  kerja sedang  mengintensifkan  pertemuan untuk  menyelesaikan  isu-isu  runding yang  tersisa.  Kami juga berharap, Indonesia dan Uni Eropa dapat mencapai solusi yang seimbang dan realistis atas isu-isu tersebut,” kata Mendag dilansir dari laman kemendag.go.id.

Mendag  juga  berharap  Uni  Eropa  membuka  akses  pasar  bagi  produk-produk  utama Indonesia.

BACA JUGA:Tersisa 36 Hari, Batas Akhir Pemulihan KN DD Bungin Rp329 Juta

BACA JUGA:99 Persen Sekolah di Rejang Lebong Sudah Ajukan Pencairan Dana BOS Tahap 1

“Indonesia juga mengharapkan akses pasar bagi produk-produk utama Indonesia seperti minyak sawit, alas kaki, tekstil, dan produk perikanan,” tegasnya.

Menurut Mendag, solusi atas isu-isu yang tersisa juga harus mencakup kesepakatan konkret terhadap langkah-langkah Uni Eropa yang berpotensi menjadi hambatan bagi ekspor Indonesia. 

Pertemuan tersebut turut membahas isu-isu lainnya terkait upaya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi di sektor-sektor  strategis  seperti  energi,  transportasi,  agroindustri,  dan  pertambangan. 

Indonesia dan Prancis sepakat untuk memfasilitasi bisnis kedua negara melalui proyek-proyek kerja sama yang dapat menciptakan peluang usaha baru. 

Dalam  pertemuan  ini,  Mendag  Budi Santoso juga  menyampaikan,  Indonesia  menghargai  Uni  Eropa  yang menunda implementasi  EUDR. Indonesia  tetap  meminta  Uni  Eropa  untuk  mempertimbangkan kembali setiap regulasi yang memberatkan perdagangan secara tidak perlu, bersifat diskriminatif, serta tidak sejalan dengan aturan dan prinsip-prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Oleh karena itu, kedua pihak perlu bekerja sama lebih erat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih  kondusif,  secara  segera,  demi  menjaga  kesejahteraan  ekonomi  kita.  Jalur  terbaik  untuk mencapai hal tersebut adalah melalui penyelesaian Perundingan CEPA,” pungkasnya.

Pada 2024, neraca perdagangan Indonesia defisit USD 532,40 juta terhadap Prancis. Namun, nilai ini menurun 14,80 persen dibandingkan defisit pada 2023 yang sebesar USD 738,60 juta.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan