Pemkab Pastikan Penetapan Harga TBS Sawit di PKS Tanpa Interpensi Pemerintah

TBS SAWIT: Truk pengangkut saat membawa buah ke salah satu PKS di Mukomuko.--FOTO: Firmansyah.Koranrb.Id

MUKOMUKO,KORANRB.ID – Turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Mukomuko, cukup membuat resah seluruh petani kelapa sawit. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko memastikan terkait naik turunnya harga TBS sawit itu tidak ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah daerah. 

Sebab untuk turun naiknya harga pembelian buah sawit oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) tergantung pada iklim dagang dunia. 

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Mukomuko Pitriyani Ilyas S.Pt menegaskan turun naiknya harga TBS sawit tidak ada interpensi pemerintah. Lebih kepada kebijakan masing-masing PKS.

Biasanya kata Pitri, kenaikan harga beli dipengaruhi oleh berkurangnya ketersedian bahan baku Crude Palm Oil (CPO),  namun permintaan tinggi. 

BACA JUGA:Dewan Meminta APH Usut Dugaan Sawit PT Alno Masuk Kawasan Hutan Mukomuko

BACA JUGA:Sekda Lebong Minta Semua Pihak Terlibat Korupsi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Kooperatif

Berlaku terbalik biasanya jika harga pembelian buah sawit turun. Dimana permintaan dunia sedikit sehingga stok melimpah.

“Harga TBS sawit ini dipengaruhi harga global. Jadi kalau ada yang berpikir turun naiknya harga sawit karena interpensi pemerintah daerah, kami rasa hal tersebut tidak benar,” katanya.

Pitriyani  meminta petani sawit yang ada di Kabupaten Mukomuko bersabar dengan harga pembelian buah sawit yang mengalami penurunan. 

Sebab untuk harga sawit ini tidak dapat diprediksi, hari ini turun beberapa hari yang akan datang bisa naik 2 kali lipat. 

Maka dari itu, meminimalisir biaya produksi bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan.

“Kami tahu masyarakat resah karena harga sawit saat ini turun. Mau bagaimana lagi, maka dari itu pengurangan biaya produksi sawit kami rasa bisa menjadi solusi agar pengeluaran petani tidak membengkak meskipun harga TBS sawit masih di atas Rp2500 per Kg. Angka tersebut cukup baik ketimbang harga beberapa tahun yang lalu,” sampai Pitriyani.

Sementara itu, Ketua Aliansi Petani Sawit Provinsi Bengkulu, Edy Mashury, S.Hut.MT menyampaikan, menurunnya harga beli buah sawit merupakan bagian dari dampak perang dagang yang mulai dilakukan dunia. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan