Desa Penyangga Pertanyakan Keseriusan PT SSL, 3 Pekan Usai Musyawarah Belum Ada Realisasi Tuntutan Limbah

Penampakan aktivitas pabrik dan kolam limbah PT. SSL di Seluma --zulkarnain wijaya/rb

KORANRB.ID - Sudah tiga pekan pascamusyawarah antara desa penyanggah dan PT. Seluma Sawit Lestari (SSL), namun hingga saat ini belum terlihat ada realisasi nyata dari perusahaan untuk memenuhi tuntutan.

Maka dari itu, rencananya dalam waktu dekat 4 desa penyangga yang terdiri dari Desa Talang Sebaris Kecamatan Air Periukan, Desa Sukamaju Kecamatan Air Periukan, Desa Talang Benuang Kecamatan Air Periukan dan Desa Taba Lubuk Puding Kecamatan Air Periukan, kompak akan kembali mempertanyakan keseriusan dari perusahaan.

Kades Talang Sebaris Kecamatan Air Periukan, Fikri Ardianto mengakui keempat desa ini sudah melakukan pembahasan secara bersama, sehingga nantinya teknisnya akan segera dibahas kembali, apakah akan menjemput bola ke perusahaan atau kembali dilakukan musyawarah di desa.

"Untuk realisasi tuntutan memang belum ada yang berjalan meskipun sempat ada komunikasi, karena ini sudah lewat 3 minggu maka kami kompak akan kembali mempertanyakan itikad baik perusahaan,"tegas Fikri.

BACA JUGA:Cuaca Buruk, Harga Ikan di Kabupaten Kaur Naik

BACA JUGA:DPRD Bengkulu Utara Dorong DPPPA Kedepankan Pencegahan dan Pemulihan Korban Anak

Fikri mengaku memang sudah ada upaya komunikasi dari perusahaan kepada dirinya, yang membahas mengenai detail tuntutan warga.

Dari komunikasi tersebut diakui Fikri memang sempat ada perundingan mengenai item tuntutan, dari bahasanya kades menyimpulkan bahwa perusahaan ingin berupaya merealisasikan tuntutan, namun tidak dapat dilakukan secara sepenuhnya sesuai permintaan.

"Jadi nanti saat bertemu akan kami tanyakan perihal detail apa yang disanggupi oleh perusahaan, seperti kompensasi makanan dan minum informasinya mereka juga sempat menawarkan solusi lain, namun akan kita pastikan lagi,"imbuh Fikri.

Terkait adanya upaya unjuk rasa dari warga, disampaikan Kades sejauh ini mungkin belum ada karena masih akan memberikan kelonggaran bagi perusahaan untuk menyelesaikan tuntutan. Jika dalam beberapa waktu ke depan tidak terlihat ada progress, maka bukan tidak mungkin akan ada pergerakan dari warga.

BACA JUGA:Bupati Kaur Ikut Retret, Wabup Mulai Ngantor, Siap Jalin Kolaborasi dengan Semua Pihak

BACA JUGA:Waka II DPRD Bengkulu Utara Herliyanto: Desa Bisa jadi Pemasok Bahan Makan Bergizi Gratis

Fikri juga mengakui bahwa aroma limbah masih tercium ke desa mereka, namun diakuinya aroma limbah tidak menyengat seperti keluhan masyarakat beberapa waktu lalu. Kemungkinan pasca adanya pertemuan, pihak perusahaan sudah melakukan evaluasi dan upaya sehingga aroma limbah bisa memudar dan tidak menyebar jauh ke lingkungan sekitar.

"Untuk aroma limbah saat ini memang sudah berkurang, namun dipastikan masih kerap tercium,"pungkas Fikri.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan