Degradasi tersebut terutama terjadi akibat alih fungsi menjadi lahan pertanian, didominasi komoditas kopi seluas 280,49 hektare.
BACA JUGA:Dewan Desak Optimalisasi Perda Penanggulangan Rabies
BACA JUGA:Hibah Kegiatan Keagamaan dan Perawatan Rumah Ibadah di Rejang Lebong Tahun Ini Total Rp1,07 Miliar
Lebih lanjut, Genesis juga mendalami kondisi penutupan lahan pada kawasan perlindungan pengendalian perubahan iklim di area RO11.
Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa sekitar 99 persen atau 23.900 hektare area RO11 di konsesi PT ESDMu masih mempertahankan tutupan hutannya.
“Berbekal peta tutupan lahan, kami melanjutkan investigasi lapangan untuk memverifikasi kondisi riil dan mengidentifikasi potensi kerusakan hutan di area RO11,” ujar Rahmat.
Dalam investigasi tersebut, Genesis Bengkulu mencatat sedikitnya 12 titik sampel penutupan lahan.
Dari temuan di lapangan, titik-titik tersebut menunjukkan adanya dominasi sektor perkebunan, lahan terbuka, serta hutan alam.
Genesis Bengkulu mendorong agar pemerintah dan para pemangku kepentingan segera mengevaluasi aktivitas perizinan yang beririsan dengan target Folu Net Sink 2030.
Demi menjaga komitmen Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim dan pengelolaan hutan lestari.
“Harapan kami dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim, Genesis meminta pemerintah Indonesia segera mengevaluasi izin-izin yang ada di kawasan hutan agar sejalan dengan apa yang di cita-citakan di dalam FOLU Net Sink 2030,” tutup Rahmat.