Pemkab Pastikan Penetapan Harga TBS Sawit di PKS Tanpa Interpensi Pemerintah

Selasa 08 Apr 2025 - 22:34 WIB
Reporter : Firmansyah
Editor : Patris Muwardi

“Turunnya harga sawit di pabrik yang sangat diresahkan masyarakat. Ini dampak dari kenaikan tarif impor. Maka dari itu pemerintah harus menyudahi berdiam diri. Kemungkinan-kemungkinan terburuk bisa saja terjadi yang korbannya petani,” tegasnya.

Edy menyampaikan, anjloknya harga TBS sawit, kemungkinan bisa turun lagi. Jadi, sudah seharusnya, baik pemerintah pusat maupun daerah menyiapkan formula-formula yang dapat membuat petani tidak semakin merugi. 

Mulai dari segera memberi bantuan pupuk, obat-obatan untuk perawatan sawit yang diketahui untuk pengadaannya cukup sangat menguras kantong petani.

“Sawit ini kalau tidak dirawat, di pupuk dan dibersihkan gulma serta hamanya tentu akan mengganggu produksi buah. Nah untuk melaksanakan hal tersebutlah mengurangi pendapatan petani sawit,” sampainya.

Tidak hanya itu Edy juga mengharapkan pemerintah segera menyesuaikan diri dengan standar keberlanjutan global seperti EUDR (European Union Deforestation Regulation) yang akan berlaku mulai tahun 2026.

BACA JUGA:Apel Perdana Bupati Choirul Huda, Ingatkan ASN Maksimalkan Kinerja

BACA JUGA:Inspektorat Minta Seluruh Pejabat Eselon 2 dan 3 Sudah Lapor LHKPN ke KPK

Dengan pemerintah menurunkan tarif Pungutan Ekspor (PE) dan Bea Keluar (BK), serta memperkuat kepastian hukum untuk iklim usaha yang sehat.

“Saya fikir pemerintah belum saatnya beretorika dengan DPO (Domestic Price Obligation) dan Domestic Market Obligation (DMO). Dimana DPO ini harga penjualan minyak sawit dalam negeri yang diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 129 tahun 2022, yakni Rp9.300 per Kg dan sudah termasuk nilai PPN. Serta DMO mewajibkan eksportir CPO untuk menyerahkan sebagian minyak sawit ke dalam negeri untuk menjamin pasokan minyak goreng dan biosolar kita stabil,” jelasnya.

Sedangkan untuk rekan-rekan petani sawit, Edy meminta agar mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan trend harga TBS yang akan semakin menurun. 

Ada baiknya petani mulai menyisakan sebagian pendapatan untuk merawat kebun jika suatu saat harga TBS anjlok. 

Sebab, pohon sawit akan mati dan tidak bisa berproduksi maksimal lagi jika perawatan terhenti.

“Kemudian rekan-rekan petani kami juga berharap dapat mengikuti regulasi EUDR dengan menghilangkan image dirty palm oil, dengan menanam sawit tanpa merambah kawasan hutan (deforestasi), residu kimia, pekerja di bawah umur dan keselamatan kerja. Sehingga pasar kita semakin luas,” tandasnya

Kategori :