Heru mengakui bahwa saat sidak sebelumnya, mereka menemukan beberapa masalah di area pengelolaan limbah PT SSL.
Mulai dari line aplikasi pengelolaan limbah yang tidak berfungsi, hingga kolam limbah juga tidak memiliki pepohonan, sehingga bau limbah merambah ke pemukiman warga desa penyangga, termasuk Desa Talang Sebaris Kecamatan Air Periukan.
"Kami hadir lantaran adanya laporan masyarakat. Diharapkan agar perusahaan PT SSL lebih serius menangani masalah ini untuk menghindari dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan warga desa penyangga. Dengan penghijauan di sekitar kolam limbah, kami berharap bau limbah dapat berkurang signifikan, dan hubungan antara perusahaan serta masyarakat sekitar tetap harmonis," pungkas Heru.
Menanggapi tuntutan masyarakat desa penyangga, manajemen PT. Seluma Sawit Lestari (SSL) Seluma mengaku akan beritikad baik dalam menyelesaikan perkara limbah, termasuk berusaha memenuhi tuntutan warga.
Namun untuk waktunya masih belum dapat dipastikan kapan, lantaran masih menunggu proses koordinasi kepada pimpinan manajemen perusahaan.
Manajer PT. SSL, Widianto mengaku bahwa memenuhi tuntuan masyarakat memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena ada tahapan yang harus dilalui oleh manajemen.
Dalam waktu dekat, mereka akan melaporkan berita acara kepada pimpinan manajemen perusahaan, sehingga keluhan dan keinginan masyarakat desa penyangga dapat segera direalisasikan.
"Yang pastinya tidak bisa langsung kita penuhi, karena kita punya pimpinan sehingga akan disampaikan terlebih dahulu, namun pastinya kita upayakan,"sampai Widianto.
Terkait limbah, diakuinya saat ini perusahaan memang telah melakukan serangkaian upaya, salahsatunya yakni penghijauan disekitar area kolam sehingga nantinya aroma tidak sedap akan diminimalisir.
Selain itu dalam waktu dekat akan meningkatkan pH pada kolam agar bakteri pengurai limbah dapat bekerja dengan maksimal, sehingga bau busuk yang terdapat dikolam dapat diminimalisir.
Kemudian terkait adanya polusi asap yang dikeluhkan warga, Widianto mengaku akan menindaklanjuti ke pimpinan mereka untuk ditinjau kembali mengenai standarisasi cerobong asap, apabila memang layak ditambahkan ketinggian cerobong asapnya, maka akan segera dilakukan sehingga tidak ada yang dirugikan atas asap yang ditimbulkan dari aktifitas pabrik.
"Semua permintaan masyarakat sudah kita catat dan akan disampaikan kepada pimpinan, tentunya kedepan akan kita minimalisir bahkan bila perlu limbah dan asap tidak sampai kepada desa penyangga. Caranya dengan mengoptimalkan pengelolaan limbah serta penghijauan dan menaikkan kadar pH pada kolam agar bau dapat dinetralisir,"sampai Widianto.
Diakui sejumlah warga, adanya bau limbah ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga diduga membahayakan kesehatan warga setempat.
Keluhan warga telah berlangsung selama lebih dari satu bulan. Namun, dalam tiga minggu terakhir, intensitas bau semakin meningkat hingga menyebabkan ketidaknyamanan yang serius.