Menilik 5 Fakta Sejarah Lebaran atau Idul Fitri

Lebaran. foto: Ilustrasi/ fran/ meta ai/ koranrb.id--

Hal ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama dan membantu mereka yang membutuhkan. 

Salat Id dilaksanakan secara berjamaah, baik di masjid maupun di lapangan terbuka, dengan dua rakaat yang diikuti dengan khutbah.

Setelah Salat Id, tradisi Halal Bihalal menjadi momen penting untuk berkumpul dengan keluarga dan sahabat, mempererat tali silaturahmi. 

BACA JUGA:Ada di Mana Saja? Berikut 6 Kota yang Hilang dalam Sejarah Islam

Rumah-rumah dihias meriah dan pertukaran hadiah serta makanan khas Idulfitri menjadi hal yang umum. 

Dimana, momen ini juga menandai kembalinya umat Muslim untuk menikmati makanan di siang hari setelah sebulan berpuasa. 

Idulfitri bukan hanya sekadar perayaan, namun juga merupakan waktu untuk refleksi, berbagi, dan memperkuat hubungan sosial.

4. Arti Lebaran menurut sejarah Indonesia

Lebaran, yang dikenal sebagai Idulfitri, memiliki makna dan tradisi yang unik di Indonesia, hal ini terutama dalam konteks budaya Jawa. 

BACA JUGA:Menarik Jutaan Muslim Dunia! Berikut 5 Masjid Ikonik Dalam Sejarah Islam

Istilah "Lebaran" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "sesudahnya" atau "sesudah bulan puasa", yang merujuk pada perayaan yang dilakukan setelah bulan Ramadan. 

Dimana, tradisi ini dipopulerkan oleh Sunan Bonang, salah satu Wali Songo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-15.

Salah satu ciri khas perayaan Lebaran di Indonesia adalah tradisi saling memaafkan dengan ucapan "Mohon Maaf Lahir dan Batin". 

Hal ini mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang mengedepankan pentingnya hubungan antar manusia, serta upaya untuk menyucikan diri setelah menjalani ibadah puasa. 

Dalam konteks ini, bermaaf-maafan menjadi simbol penyucian hati dan memperkuat tali silaturahmi di antara umat Muslim.

Tag
Share