Menilik 5 Fakta Sejarah Lebaran atau Idul Fitri

Lebaran. foto: Ilustrasi/ fran/ meta ai/ koranrb.id--

BACA JUGA:Menilik 4 Perempuan Tangguh Pengubah Sejarah dengan Kekuatan dan Kecerdasan

Sementara itu, di negara-negara lain, seperti di Timur Tengah, perayaan Idulfitri lebih umum diwarnai dengan ucapan "Eid Mubarak" dan "Minal Aidin wal Faizin". 

Walaupun makna dari ucapan tersebut juga mengandung harapan untuk kembali fitrah dan meraih kemenangan, tradisi bermaaf-maafan seperti yang ada di Indonesia tidak begitu umum.

Perbedaan tersebut menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat mempengaruhi praktik keagamaan, menciptakan tradisi yang khas dan unik di setiap daerah. 

Di Indonesia, Lebaran bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat hubungan sosial dan keluarga.

5. Sungkem dan ketupat

BACA JUGA:Wow! Berikut 5 Spesies Prasejarah yang Menjadi Leluhur Langsung Hewan Modern

Tradisi Idulfitri di Indonesia kaya akan makna dan simbolisme, mencerminkan nilai-nilai budaya yang mendalam. 

Sungkem sebagai bentuk penghormatan dan permohonan maaf kepada orang tua dan orang yang lebih tua menunjukkan pentingnya hubungan keluarga dan penghormatan terhadap generasi sebelumnya. 

Hal ini adalah momen yang sangat emosional dan penuh makna, di mana generasi muda menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada orang tua mereka.

Ketupat, di sisi lain, memiliki makna yang sangat simbolis. 

Dengan arti "ngaku lepat" atau mengakui kesalahan, ketupat menjadi representasi dari proses pembersihan diri setelah menjalani bulan Ramadan. 

BACA JUGA:Menelan Korban Jiwa! Berikut 5 Kecelakaan Pesawat Paling Parah Sepanjang Sejarah

Anyaman ketupat yang rumit melambangkan kompleksitas dosa manusia.

Sementara lontong putih di dalamnya melambangkan harapan akan kebersihan dan kemerdekaan dari dosa setelah menjalani ibadah puasa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan