Pjs Kades Pasti Dipanggil, Kasat Reskrim: Fokus Periksa Kegunaan Keuangan Dugaan Penyalahgunaan DD Ketenong II

Reporter: Fiki Susadi |

Editor: M. Rizki Amanda Lubis |

Sabtu , 25 Jan 2025 - 23:36

JELASKAN : Kasat Reskrim Polres Lebong, AKP. Rabnus Supandri, S.Sos, saat menjelaskan perkembangan penyelidikan dugaan penyalahgunaan DD/ADD Ketenong II TA 2023. FIKI/RB --

KORANRB.ID – Sejak dimulainya penyelidikan dugaan penyalahgunaan pengelolaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (DD/ADD) Ketenong II Tahun Anggaran (TA) 2023.

Satuan Reserse Kriminal (Satrekrim) Polres Lebong belum melakukan pemanggilan terhadap Penjabat Sementara (Pjs) Desa Ketenong II.

“Penyelidikan tetap berlanjut (dugaan penyalahgunaan DD/ADD Ketenong II TA 2023, red). Untuk Pjs Kades belum kita lakukan pemanggilan,” kata Kapolres Lebong, AKBP. Awilzan, SIK, MH, melalui Kasat Reskrim, AKP. Rabnus Supandri, S.Sos, Sabtu, 25 Januari 2025.

Rabnus berdalih, Pjs Kades Ketenong II belum dilakukan pemanggilan, karena pihaknya masih memeriksa pihak Bendahara dan perangkat Desa.

Sebab, penyelidikan masih dalam proses pemeriksaan penggunaan keuangan DD/ADD Ketenong II TA 2023, belum melakukan penyelidikan terhadap kegiatan fisik.

“Belum (Pemanggilan Pjs Kades, red) kita masih fokus memeriksa kegunaan keuangannya, belum ke fisik,” ucapnya.

Rabnus memastikan, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan pemanggilan Pjs Kades Ketenong II untuk dilakukan pemeriksaan.

“Pasti kita panggil (Pjs Kades Ketenong II, red), dalam waktu dekat ini,” singkatnya.

Untuk diketahui, Penyelidikan terhadap aduan masyarkat tentang pengelolaan DD/ADD Ketenong II TA 2023.

Satreskrim Polres Lebong, masih pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dan pengumpulan data (Puldata) atas laporan masyarakat tersebut.

pjs kades pasti dipanggil, kasat reskrim: fokus periksa kegunaan keuangan dugaan penyalahgunaan dd ketenong ii                            koranrb.id – sejak dimulainya penyelidikan dugaan penyalahgunaan pengelolaan dana desa dan alokasi dana desa (dd/add) ketenong ii tahun anggaran (ta) 2023.
satuan reserse kriminal (satrekrim) polres lebong belum melakukan pemanggilan terhadap penjabat sementara (pjs) desa ketenong ii.
“penyelidikan tetap berlanjut (dugaan penyalahgunaan dd/add ketenong ii ta 2023, red). untuk pjs kades belum kita lakukan pemanggilan,” kata kapolres lebong, akbp. awilzan, sik, mh, melalui kasat reskrim, akp. rabnus supandri, s.sos, sabtu, 25 januari 2025.
rabnus berdalih, pjs kades ketenong ii belum dilakukan pemanggilan, karena pihaknya masih memeriksa pihak bendahara dan perangkat desa.
baca juga:kemenperin pilih teknologi ccu untuk reduksi emisi di sektor industri
baca juga:kerugian negara di desa kota agung rp320 juta dipulihkan, polres seluma tunggu inspektorat 
sebab, penyelidikan masih dalam proses pemeriksaan penggunaan keuangan dd/add ketenong ii ta 2023, belum melakukan penyelidikan terhadap kegiatan fisik.
“belum (pemanggilan pjs kades, red) kita masih fokus memeriksa kegunaan keuangannya, belum ke fisik,” ucapnya.
rabnus memastikan, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan pemanggilan pjs kades ketenong ii untuk dilakukan pemeriksaan.
“pasti kita panggil (pjs kades ketenong ii, red), dalam waktu dekat ini,” singkatnya. 
untuk diketahui, penyelidikan terhadap aduan masyarkat tentang pengelolaan dd/add ketenong ii ta 2023.
baca juga:harga tbs di 10 pks mukomuko bertahan di atas rp2.500/kg, di bengkulu utara anjlok, karet meningkat
baca juga:serapan gabah di 3 wilayah provinsi bengkulu dimaksimalkan, lebong ditarget panen 16 ribu hektare
satreskrim polres lebong, masih pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) dan pengumpulan data (puldata) atas laporan masyarakat tersebut.
untuk memastikan laporan itu, satreksrim polres lebong akan turun kelapangan untuk melakukan pengecekan tiga kegiatan di desa ketenong ii yang di adukan oleh masyarakat ke polres lebong.
tiga kegiatan itu, diantaranya program mt-2 (masa tanam 2 kali) dengan anggaran rp62 juta untuk 50 hektare sawah. 
kegiatan ketahanan pangan, dengan pagu anggaran rp91 juta lebih, dengan item kegiatan budidaya ikan lele.
terakhir, pembangunan sarana olah raga berupa lapangan yang di bangun di lahan seluas 25x27 meter di desa ketenong ii, menelan anggaran rp238 juta lebih. 
baca juga:fantastis! rp1 miliar lebih untuk beli mainan 23 unit paud 
baca juga: pembebasan lahan untuk pengalihan jalan nasional di bandara mukomuko rp1,4 miliar dimulai
setelah melakukan pengecekan ke lapanga, dan jika ditemukan adanya indikasi melawan huku, selanjutnya satreskrim polres lebong akan memanggil saksi-saksi lain untuk dimintai keterangan terhadap aduan tersebut.
sebelumnya, satreskrim polres lebong sudah melakukan pemeriksaan terhadap bendahara dan sekretaris desa (sekdes) ketenong ii.
pemeriksaan terhadap bendahara dan sekdes, hanya mengklrafikasi poin-poin laporan masyarakat.
di antaranya mengklarifikasi spj dan kebenaran kegiatan itu yang di adukan masyarkat.
dari hasil pemeriksaan, belum bisa dipastikan apakah laporan masyarakat itu ada indikasi pidana atau tidak. 
sekedar mengulas, masyarkat desa ketenongii mengadukan pjs kepala desa ke polres lebong.
dalam aduan itu, ada tiga point yang disampaikan ke polres lebong.
poin pertama, adalah kegiatan ketahanan pangan, dengan pagu anggaran rp91 juta lebih, dengan item kegiatan budidaya ikan lele.
masyarakat setempat menilai, budidaya ikan lele adalah kehendak pjs kades, karena tidak melalui musyawara desa terlebih dahulu.
dalam laporan itu, masyarkat menilai, lokasi kolam untuk budidaya ikan lele itu, berada tepat di belakang rumah pjs. kades ketenong ii.
sehingga masyarakat setempat menduga program budidaya ikan lele telah merugikan keuangan desa. karena ikan lele yang katanya mau di budidayakan itu sudah punah.
poin kedua dalam laporan itu, terkait kegiatan penunjang mt2 dengan total pagu anggaran rp62 juta.
dalam musyawara desa yang dilaksankan dalam pembentukan anggaran itu, ada 50 hektare lahan yang akan mendapat kucurunan dari dana desa untuk penunjang mt2.
dalam satu hektare lahan, masyarkat akan mendapatkan kucuran dana sebesar rp500 ribu. dana itu sebagai penunjang untuk menjalankan program mt2. 
faktanya di lapangan hanya 20 hektare yang mendapatkan program itu. 30 hektare lahan lagi tidak mendapatkan.
poin ketiga, pembangunan sarana olah raga berupa lapangan yang di bangun di desa ketenong ii, menelan anggaran rp238 juta lebih.
lapangan yang di bangun, dengan total anggaran di atas, seluas 25x27 meter. 
dalam aduan itu, masyarakat mempertanyakan status tanah tempat lapangan itu di bangun. 
karena status wakaf tanah itu dinilai belum jelas, karena tidak ada berita acaranya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Rakyat Bengkulu, Minggu 26 Januari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan