Tanggapan Warga Soal Nuansa Merah Putih Bundaran Fatmawati dan Jalan S Parman Direvitalisasi

PERUBAHAN: Bundaran Fatmawati yang berada di Simpang Lima kini tampil dengan nuansa merah putih dan pohon-pohon di Jalan S Parman telah ditebang untuk direvitalisasi ala malioboro. LEO FERDA DINATA/RB--
"Kalau semakin ramai, tentu usaha kecil seperti kami bisa ikut berkembang. Yang penting, jangan sampai pedagang kecil justru tersingkir dari tempat ini," katanya.
Namun, tidak semua warga setuju. Penebangan pohon di sepanjang jalan menjadi sorotan.
Pengemudi Ojek Online (Ojol), Firmansyah (38) mengungkapkan pemotongan pohon ini, bisa meningkat suhu kota dan polusi udara bertambah.
"Kalau pepohonannya hilang, kota ini bisa makin panas. Harusnya pemerintah menanam pohon pengganti yang bisa memberi kesejukan," tuturnya.
Sebagian warga juga mempertanyakan apakah proyek ini benar-benar membawa perubahan signifikan atau hanya perubahan tampilan tanpa dampak nyata.
Dimas (28) menilai konsep revitalisasi ini perlu lebih dari sekadar estetika.
"Bengkulu butuh tempat wisata dan ruang publik yang benar-benar fungsional, bukan sekadar jalan yang dipercantik," katanya.
Revitalisasi ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota Dedy Wahyudi dan Wakil Wali Kota Ronny PL Tobing.
Warga berharap proyek ini tidak hanya mempercantik kota di awal, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang bagi ekonomi, pariwisata, dan lingkungan.
Jika dikelola dengan baik, Jalan S Parman bisa menjadi simbol baru Bengkulu, tidak hanya sebagai pusat aktivitas ekonomi tetapi juga sebagai ruang publik yang nyaman dan ramah lingkungan.