Dihormati Musuh! Berikut 5 Fakta Salahuddin Al-Ayyubi, Panglima Muslim

Salahuddin Al-Ayyubi. Foto: Ilustrasi/ fran/ meta ai/ koranrb.id--
Salahuddin Al-Ayyubi, dikenal sebagai pemimpin yang memiliki prinsip dan etika dalam peperangan.
Setelah kemenangan di Pertempuran Hattin, ia menunjukkan sikap yang berbeda dibandingkan dengan penaklukan Tentara Salib sebelumnya.
Pada saat Yerusalem jatuh ke tangannya pada tahun 1187, ia memilih untuk tidak membalas dendam terhadap penduduk Kristen yang ada di kota tersebut.
Salahuddin memberikan kesempatan kepada penduduk Kristen untuk meninggalkan Yerusalem dengan aman, baik melalui pembayaran tebusan atau secara gratis bagi mereka yang tidak mampu.
BACA JUGA:Penemuan Terbaik Dalam Menentukan Arah, Ini Sejarah Kompas dan Fungsinya
Tindakan ini tidak hanya menunjukkan belas kasihnya, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan visi jangka panjangnya untuk menciptakan stabilitas di wilayah tersebut.
Dengan cara ini, Salahuddin Al-Ayyubi berusaha untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak perlu dan menjaga hubungan yang lebih baik antara Muslim dan Kristen.
5. Salahuddin Al-Ayyubi, dikenal karena perilakunya yang terhormat
Salahuddin Al-Ayyubi, merupakan sosok yang sangat dihormati dalam sejarah, baik di kalangan umat Muslim maupun di kalangan pemimpin Eropa.
Keberhasilannya dalam merebut kembali Yerusalem dari tangan Salib dan menyatukan wilayah Muslim di bawah satu kepemimpinan menunjukkan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang visioner.
BACA JUGA:Sejarah Lontong, Ternyata Punya Peran Penting dalam Penyebaran Islam di Indonesia
Sikap Salahuddin Al-Ayyubi yang penuh kehormatan dan belas kasih, terutama terhadap musuh, menjadi salah satu ciri khas yang membedakannya dari banyak pemimpin militer lainnya.
Perlakuannya yang baik terhadap tawanan, termasuk Raja Guy dari Lusignan, mencerminkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang ia pegang teguh.
Hal ini tidak hanya menunjukkan integritasnya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga memperkuat posisinya di mata rakyatnya dan musuh-musuhnya.
Hubungan saling menghormati antara Salahuddin dan Richard the Lionheart adalah contoh nyata dari etika perang yang tinggi.