Penyakit Ngorok Kembali Mengganas di Kabupaten Kaur, 355 Ekor Ternak Terjangkit, Stok Vaksin Kosong

PERIKSA: Tim Dinas Pertanian saat melakukan pemeriksaan terhadap ternak milik warga di Pengubaiyan. --RUSMANAFRIZAL/RB
BINTUHAN, KORANRB.ID - Penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) kembali mengganas di Kabupaten Kaur.
Hingga bulan ke 2 Awal tahun ini, Dinas Pertanian Kaur melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat ada 355 ekor ternak sapi dan kerbau milik warga Kaur yang mengidap penyakit ngorok.
Paling banyak kasus tercatat menyerang ternak milik warga di Kecamatan Kaur Selatan tepatnya di wilayah Pengubaiyan.
Total ada ratusan laporan dari warga yang mengatakan kalau ternak milik mereka mengidap penyakit ngorok yang semuannya rata-rata dinyatakan mati.
BACA JUGA:Dukung Asta Cita Presiden, Polres Lebong Tanam Jagung 1 Hektare
Keadaan sekarang juga diperparah dengan kosongnya stok vaksin penyakit ngorok.
Akibatnya penyebaran penyakit jadi lebih mudah.
Karena ternak-ternak lainnya tidak mendapatkan vaksin yang bisa membuat tubuhnya kebal akan penyakit ngorok.
"Sampai Februari tahun ini, kita catat ada sebanyak 355 ekor ternak milik warga yang mengidap penyakit ngorok hampir 100 persen mati entah itu dipotong atau mati tanpa sempat disembelih," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Kaur, drh. Rakhmad Fajar.
BACA JUGA:Harga Beras di Lebong Anjlok, Penjualan Menurun
Sebagai upaya penanganan, saat ini Dinas Pertanian Kaur terus keliling datang langsung ke beberapa kandang milik para peternak di Kabupaten Kaur salah satunya adalah di Kecamatan Kaur Selatan.
Mereka terus mengupayakan pengobatan dan juga desinfeksi terhadap kandang dan juga lingkungan kandang.
"Untuk penanganan karena stok vaksin kosong kita maksimalkan pengobatan dan juga desinfeksi terhadap kandang dan juga lingkungan kandang," ujar Rakhmad.
Dirinya mengimbau agar masyarakat Kaur yang mempunyai ternak sapi maupun kerbau untuk sementara agar di kandangkan terlebih dahulu.