Petani Padi di Lubuk Pinang Berharap Bantuan Alsintan
MASA TANAM: Petani turun tanam padi di sawah masih dengan cara tradisional--FOTO: Firmansyah.Koranrb.Id
Selain itu, pengakuan Trisno bahwa BPP Lubuk Pinang saat ini gencar mengajak petani menggunakan benih unggul yang telah teruji.
Bukan benih turunan, yakni dari hasil panen yang kemudian dimanfaatkan kembali.
BACA JUGA:Transaksi Aman, BSI Gencarkan Pengunaan QRIS ke UMKM
BACA JUGA:Apabila Perusahaan Tak Reklamasi Lahan Eks Tambang, 5 Tahun Penjara dan Denda Rp100 Miliar
“Terkait varietas padi yang dibawa petani cukup beragam, tapi kita tetap anjurkan mereka membawa bibit ungul dari pemerintah untuk memperkecil risiko,” ujarnya.
Lanjut Trisno, adapun tujuan penggunaan benih varietas unggul karena memang telah teruji oleh lembaga penguji.
Sehingga kualitas benih juga dapat dipastikan bagus. Selain itu benih unggul tidak mudah terserang hama penyakit.
Tentu, nantinya besar kemungkinan benih unggul bakal menghasilkan hasil panen yang maksimal.
Berbeda dengan benih turunan yang tidak melewati tahapan pengujian dan lainnya. Sehingga benih turunan tentu lebih rentan terserang penyakit.
“Sebab bibit unggul sudah teruji dan tentunya lebih aman dari berbagai jenis serangan hama,” tutupnya.
BACA JUGA:Dana Rp3 Miliar dan 68 Tenaga Medis: Pengoperasian RS Pratama Ipuh Siap
BACA JUGA:Gaji PPPK Paruh Waktu di Mukomuko Gunakan Dana BTT, Kalau Tidak Cukup? Ini Kata Sekda
Sementara itu, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko Fernandi mengatakan, sudah dari tahun 2023 hingga tahun 2025 ini Distan Mukomuko belum mendapatkan bantuan untuk sarana dan prasana (Sarpras) Alsintan petani padi berupa traktor dan berbagai Alsintan penunjang lainnya.
Alsintan tersebut biasanya bantuan langsung dari kementerian yang disalurkan ke provinsi baru ke kabupaten.
Sedangkan jika pembelian menggunakan APBD Mukomuko, ketersedian anggaran tidak mencukupi.