Rugikan Warga, STuEB Desak Pemerintah Matikan PLTU Batu Bara
BERHARAP: STuEB bersama warga Desa Padang Kuas yang terdampak SUTT PLTU berkumpul pada Jumat 24 Januari.--ist/rb
BACA JUGA:Walhi Desak Satgas Penertiban Kawasan Hutan Segera Turun ke Mukomuko
Adapun rinciannya, yakni ada dua tower di Dusun II dan satu tower di Dusun III yang dekat dengan masjid Al Mujahirin.
Diketahui SUTT yang berada di Desa Padang Kuas tersambung dengan PLTU di Teluk Sepang, yang dialirkan menuju gardu induk yang berada di kawasan Air Sebakul Kota Bengkulu.
Disampaikan warga setempat yakni Edi Purwono, Ia mengaku pernah menyaksikan pantulan petir dari tower SUTT Teluk Sepang yang mengakibatkan kerusakan berbagai peralatan elektronik yang sedang dalam kondisi terhubung dengan meteran listrik di rumah warga.
Selain itu sejak tahun 2019, terjadi banyak kerusakan alat elektronik milik warga secara bersamaan dan musibah serupa terulang pada tahun 2024.
BACA JUGA:Resmi Dibuka di Bengkulu, Diler PT. DIPO Siap Berikan Pelayanan Terbaik
“Akibat penderitaan selama 4 tahun terakhir, kami menuntut ganti rugi atas kerusakan ratusan barang elektronik kepada PT TLB.
Tidak hanya itu, kami juga menuntut pemindahan tower SUTT PLTU Teluk Sepang,” sampai Edi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Direktur Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu mengatakan banyaknya teror yang merugikan warga merupakan dampak radiasi medan magnet yang diperkirakan berasal dari SUTT.
Olan menambahkan, bahwa mereka memang telah melakukan pemantauan atas keluhan masyarakat Desa Padang Kuas tersebut, tercatat ada 165 elektronik rusak, bahkan sudah 4 orang tersengat listrik.
BACA JUGA:Satpol PP Bengkulu Selatan Sasar Warung-Warung Tempat Pelajar Nongkrong
Setelah mencoba didalami, ternyata saat proses masuknya SUTT di Desa Padang Kuas ternyata tidak ada proses sosialisasi di sana.
Saat ditanyakan warga terkait dampaknya, PT TLB mengaku tidak berbahaya, faktanya saat terjadi petir, barang elektronik menjadi rusak.
Padahal, sebelum didirikan jaringan transmisi SUTT PLTU Teluk Sepang tidak pernah ada peralatan elektronik mereka yang rusak ketika hujan dan petir terjadi.
"Warga mengatakan bahwa barang elektronik banyak rusak sejak dilakukan uji coba SUTT, saat ini setiap ada petir pasti ada barang elektronik rusak, bahkan sarana dan prasarana warga desa turut rusak," ungkap Olan.