Resahkan Warga, Dugaan Polusi Asap dan Limbah PT AIP Seluma Jadi Sorotan
Polusi asap dan limbah PT AIP di Seluma belum disikapi oleh pihak terkait. --zulkarnain wijaya/rb
BACA JUGA:Kasus Kekerasan Pelajar Memprihatinkan, Cabdin dan Sekolah Bakal Lakukan Ini
BACA JUGA:Penyaluran Dana Bantuan PIP Dilakukan Bertahap, Langsung Dikirim ke Rekening Siswa
Meski ada keluhan warga yang resah lantaran dugaan adanya limbah CPO dan polusi asap yang disebabkan oleh aktifitas pabrik PT. AIP. Namun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Seluma tampaknya tidak bisa berbuat banyak, jangankan untuk menguji baku mutu, namun untuk melakukan monitoring ke perusahaan perusahaan pun tampaknya tersendat.
Hal ini lantaran minimnya plot anggaran yang terdapat pada DLH Seluma, sehingga monitoring hanya sempat dilakukan 1 tahun sekali, padahal idealnya monitoring dilakukan minimal 2 kali dalam setahun.
Ini diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (DLH) Seluma, Sudarman melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Lingkungan, Nazirin.
"Kita tidak ada anggarannya lagi, kemungkinan bisa dilakukan monitoring pada tahun anggaran 2025, itupun insyaallah dilakukan pada pertengahan tahun,"sampai Nazirin.
Mengenai polusi asap diakui mereka memang belum pernahkan melakukan uji kualitas mutu udara, sedangkan terkait dugaan limbah CPO, Kepala DLH Seluma, Sudarman.
Membenarkan bahwa sungai yang diduga tercemar sempat melakukan uji sampel. Namun hasilnya menunjukkan nilainya dibawah baku mutu, artinya perusahaan tidak melanggar batas.
Namun saat dicoba untuk memintai hasil uji lab, Kadis DLH tidak dapat menunjukkan hasilnya lantaran hasil uji lab hanya mereka dapatkan via telfon saja.
"Untuk dugaan limbah hasilnya ada dan dibawah baku mutu, namun untuk rinciannya kami tidak ada. Yang menyimpan hanya UPTD Laboratorium DLH Provinsi Bengkulu dan PT. AIP itu sendiri,"jelas Sudarman.
Padahal, sejumlah warga mengaku sudah terbiasa dengan kondisi tersebut lantaran tidak adanya ketegasan dari pihak berwenang untuk mengusutnya. Dampak dari polusi asap dan limbah CPO langsung bersentuhan oleh masyarakat, terutama yang berada di desa penyangga, yakni Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi.
Diawali dengan polusi asap, salahsatu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, mengakui bahwa memang polusi asap dari PT AIP kerap muncul dengan skala besar, namun diwaktu waktu tertentu saja. Pernah asap tersebut muncul secara masif, berkisar tahun 2022 - 2023 lalu, diduga berkurangnya jumlah asap bukan karena perbaikan cerobong asap, melainkan buah yang ngetrek sehingga produktivitas pabrik menurun.
Asap beserta aromanya yang menyengat (Busuk,red) tidak jarang meluas hingga ke jalan lintas Bengkulu - Manna yang berada sekitar 500 meter dari pabrik.
“Memang ada asapnya mengebul namun diwaktu waktu tertentu mas, beberapa tahun lalu memang sering namun tidak seperti sekarang. Ini juga seiring dengan buah yang sedang ngetrek jadi aktifitas pabrik tidak sepadat dulu.
Jika asap sedang banyak, baunya bisa tercium hingga jalan raya dan rumah warga yang berada disekitar pabrik, baunya tentu cukup menyegat,"sampai warga yang tidak ingin disebutkan namanya.