Catat Surplus Perdagangan 2024 Sebesar USD 31,04 Miliar
Menteri Perdagangan, Budi Santoso.-foto: kemendag/koranrb.id-
KORANRB.ID - Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan) menyatakan, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 31,04 miliar pada 2024. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar USD 51,44 miliar dan defisit migas sebesar USD 20,40 miliar.
Surplus tahunan ini melanjutkan tren surplusuntuk lima tahun berturut-turut sejak 2020.
“Perolehan surplus perdagangan Indonesia pada 2024 adalah sebesar USD 31,04 miliar. Surplus ini telah mencapai target surplus neraca perdagangan untuk 2024, yaituUSD 30,30 miliar—USD 38,80 miliar. Surplus tahun inimelanjutkan tren surplustahunan selamalima tahun terakhir sejak 2020,” kata Busan.
Dari sisi perdagangan nonmigasnya, Busan menjelaskan, surplus nonmigas Indonesia 2024 sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan beberapa negara mitra dagang.
Amerika Serikat (AS) menjadi penyumbang surplus terbesar dengan USD 16,84 miliar, diikuti India USD 15,39 miliar, Filipina USD 8,85 miliar, Malaysia USD 4,13 miliar, dan Jepang USD 3,71 miliar. Sedangkan, neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,24 miliar.
BACA JUGA:RI Berpeluang Jadi Tujuan Relokasi Pabrik Asal Tiongkok
BACA JUGA:Honda Pertahankan Posisi 3 Besar Penjualan Terbanyak
Dengan capaian surplus ini, neraca perdagangan Indonesia meneruskan tren surplus selama 56 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus Desember 2024 didorong surplus nonmigas sebesar USD 4,00 miliar dan defisit migas sebesar USD 1,76 miliar.
Busan juga menjelaskan, selama 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 264,70 miliar atau naik 2,29 persen dibandingkan 2023.
Sementara itu, nilai ekspor nonmigasnya sendiri mencapai USD 248,83 miliar atau naik 2,46 persen dibanding 2023. Sektor dengan peningkatan ekspor paling signifikan dibanding tahun sebelumnya terjadi pada sektor pertanian sebesar 29,81 persen diikuti industri 5,33 persen.
Sedangkan, ekspor sektor pertambangan turun 10,20 persen.
“Pada 2024, kenaikan ekspor nonmigas secara tahunan terjadi pada sektor pertanian dan industri, sedangkan ekspor sektor pertambangan menurun,” jelas Busan.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada 2024, antara lain, kakao dan olahannya (HS 18) sebesar 118,63 persen; barang dari besi dan baja (HS 73) 101,10 persen; aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 70,07 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) 67,27 persen; serta tembaga dan barang dari padanya (HS 74) 51,11 persen (CtC).
BACA JUGA:Instruktur Safety Riding Honda Ikuti Kompetisi Internasional