Hal ini bisa menyebabkan spesies-spesies tersebut terdesak ke area yang lebih kecil, meningkatkan risiko konflik antara hewan liar dan manusia, serta mempercepat kepunahan beberapa spesies.
Selain dampak terhadap keanekaragaman hayati, pembukaan lahan hutan untuk kelapa sawit juga berdampak pada masyarakat adat.
Banyak komunitas yang bergantung pada hutan untuk kehidupannya, baik sebagai sumber makanan, tempat tinggal, maupun budaya.
BACA JUGA:Wow! Berikut 4 Tanaman Bisa Menyembuhkan Tanah Akibat Limbah Industri
BACA JUGA:Penyendiri! Berikut 4 Fakta Unik Pelandu Aru
Pada saat lahan mereka diambil untuk dijadikan perkebunan, mereka sering kali kehilangan akses ke sumber daya yang penting bagi kelangsungan hidup mereka.
Dari perspektif lingkungan, konversi hutan menjadi lahan sawit juga berkontribusi pada perubahan iklim.
Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon dan ketika pohon-pohon ditebang, maka karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan dilepaskan ke atmosfer, memperburuk pemanasan global.
BACA JUGA:Bukan Sentral Tanaman Pangan, 6 Kecamatan di Mukomuko Tidak Dapat Jatah Pupuk Subsidi
BACA JUGA:Berenang Terbalik! Berikut 5 Fakta Unik Ikan Piso-piso, Ada di Indonesia
Selain itu, lahan sawit yang monokultur tidak dapat menyimpan karbon sebanyak hutan alami.
Sehingga mengurangi kemampuan ekosistem untuk mengatasi perubahan iklim.
Oleh karena itulah, penting untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan lahan dan produksi kelapa sawit.
BACA JUGA:Punya Segudang Manfaat! Berikut 5 Fakta Unik Mahkota Dewa, Tanaman Ajaib
BACA JUGA:Warna Bulunya Bisa Berubah! Berikut 5 Fakta Unik Yellow Bellied Marmot
Hal ini seperti praktik agroforestri atau pengembangan lahan yang tidak merusak hutan.