Menilik 5 Fakta Sejarah Lebaran atau Idul Fitri

Selasa 25 Mar 2025 - 19:17 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Fazlul Rahman

Di Indonesia, Lebaran bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat hubungan sosial dan keluarga.

5. Sungkem dan ketupat

BACA JUGA:Wow! Berikut 5 Spesies Prasejarah yang Menjadi Leluhur Langsung Hewan Modern

Tradisi Idulfitri di Indonesia kaya akan makna dan simbolisme, mencerminkan nilai-nilai budaya yang mendalam. 

Sungkem sebagai bentuk penghormatan dan permohonan maaf kepada orang tua dan orang yang lebih tua menunjukkan pentingnya hubungan keluarga dan penghormatan terhadap generasi sebelumnya. 

Hal ini adalah momen yang sangat emosional dan penuh makna, di mana generasi muda menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada orang tua mereka.

Ketupat, di sisi lain, memiliki makna yang sangat simbolis. 

Dengan arti "ngaku lepat" atau mengakui kesalahan, ketupat menjadi representasi dari proses pembersihan diri setelah menjalani bulan Ramadan. 

BACA JUGA:Menelan Korban Jiwa! Berikut 5 Kecelakaan Pesawat Paling Parah Sepanjang Sejarah

Anyaman ketupat yang rumit melambangkan kompleksitas dosa manusia.

Sementara lontong putih di dalamnya melambangkan harapan akan kebersihan dan kemerdekaan dari dosa setelah menjalani ibadah puasa.

Kedua tradisi ini, sungkem dan ketupat, tidak hanya memperkaya perayaan Idulfitri, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual di antara masyarakat. 

BACA JUGA:Didirikan Tahun 1781 Inilah Sejarah dan Sederet Fakta Kota Los Angeles, Daerah Dilanda Kebakaran Hebat

Adapun momen berkumpul dengan keluarga, saling memaafkan dan berbagi hidangan khas seperti ketupat menjadi cara untuk merayakan kemenangan dan memperkuat tali silaturahmi.

Dengan demikian, walaupun cara perayaan Idulfitri dapat bervariasi di berbagai belahan dunia, esensi dari perayaan tersebut tetap sama, merayakan kemenangan, memperbaiki diri dan menjaga hubungan baik dengan sesama. (**)

Kategori :