Keterlibatan ekidna dalam budaya lokal juga menunjukkan betapa pentingnya hewan ini dalam konteks sosial masyarakat setempat.
3. Sempat diduga musnah dari peradaban
Dikutip dari laman EDGE, penemuan kembali ekidna moncong panjang di Pegunungan Cyclops, Papua, merupakan berita yang menggembirakan bagi dunia konservasi dan penelitian biologi.
BACA JUGA:Pakai Rompi! Berikut 5 Fakta Unik Tamandua, Mamalia Lucu
Setelah hampir enam dekade dianggap mungkin punah, rekaman yang diperoleh dari kamera trail oleh tim peneliti dan mahasiswa Universitas Oxford pada tahun 2023 memberikan harapan baru untuk spesies ini.
Sejak penemuan awalnya oleh Pieter van Royen pada tahun 1961, hanya satu ekor payangko yang ditemukan.
Sehingga banyak yang meragukan keberadaan spesies ini.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa masyarakat setempat masih melihat tanda-tanda keberadaan payangko.
BACA JUGA:Besarnya Ganas! Berikut 5 Fakta Mamalia Herbivora yang Kecilnya Menggemaskan
Hal ini seperti lubang moncong di tanah, tetapi tidak ada bukti yang cukup untuk memastikan kelangsungan hidupnya.
Rekaman yang diperoleh pada tahun 2023 menunjukkan bahwa payangko masih ada di habitat alaminya, yang merupakan kabar baik bagi upaya konservasi.
4. Kembali mendekati kepunahan
Dikutip dari laman WAWA Conservation, ekidna, khususnya spesies payangko, memainkan peran penting dalam ekosistem dengan cara menggali tanah dan meningkatkan kualitasnya.
BACA JUGA:Mamalia Mirip Babi! Berikut 5 Fakta Unik Chacoan Peccary
Dengan aktivitas menggali tersebut tidak hanya membantu mereka menemukan makanan, tetapi juga berkontribusi pada keanekaragaman hayati.
Namun demikian, ancaman terhadap ekidna, terutama dari aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk pertambangan dan pertanian, sangat mengkhawatirkan.