yang membuat para pelaku pembalakan liar langsung melarikan diri dan meninggalkan pondok-pondok yang mereka bangun di dalam kawasan hutan lindung.
BACA JUGA:14.932 UMKM di Bengkulu Utara Belum Punya NIB, Ini Kerugiannya
BACA JUGA:Pekan Terakhir Sambut Puasa, Emak-emak Mulai Panik, Harga Daging dan Ayam Potong Diprediksi Naik
Maraknya perambahan hutan ini diduga dipicu oleh kenaikan harga kopi yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per kilogramnya.
Hal ini membuat semakin banyak oknum yang berani merambah kawasan hutan lindung demi keuntungan pribadi, meskipun dampaknya bisa berakibat fatal bagi lingkungan sekitar.
Kerusakan hutan Bukit Sanggul bukan hanya mengancam kelestarian ekosistem, tetapi juga berpotensi menyebabkan bencana alam seperti banjir bandang di wilayah hilir sungai.
Pasalnya, air terjun Pintu Langit, yang memiliki ketinggian sekitar 102 meter, merupakan sumber mata air utama bagi Sungai Air Talo dan Air Seluma.
Jika pembalakan liar terus terjadi, keseimbangan alam akan terganggu dan bencana bisa terjadi sewaktu-waktu.