"Pada awalnya, kami masih bisa mentoleransi bau tersebut. Namun, belakangan ini semakin menyengat. Di sini saya akan berjuang untuk masyarakat saya agar dapat hidup dengan nyaman dan tenang,"” ujar Kades.
BACA JUGA:DLH Lebong Minta Desa Siapkan Tong Sampah, Bisa Dibeli Pakai Dana Desa
Fikri menjelaskan bahwa bau limbah mulai tercium dengan sangat kuat pada malam hari.
Bahkan, dampaknya tidak hanya dirasakan melalui udara, tetapi juga menempel pada pakaian yang dijemur di luar rumah.
Fikri juga menantang apabila ada pihak yang meragukan fakta ini, silahkan untuk mendatangi desa mereka menjelang maghrib hingga malam hari.
“Jika ada pihak yang meragukan keluhan ini, silakan datang ke desa kami saat waktu magrib. Bau limbahnya sangat menyengat dan mengganggu kenyamanan warga yang hendak beristirahat,” sampainya.
BACA JUGA:Pengadaan Alat Permainan Rp 1,1 Miliar Untuk 23 PAUD Masih Menunggu Juknis
BACA JUGA:Dana BOS di Kaur Naik Rp 1 Miliar Menjadi Rp 19,3 Miliar
Fikri mewakili masyarakatnya mengaku sudah menyampaikan permasalahan ini kepada pihak PT SSL agar segera dilakukan penanganan. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan konkret dari pihak perusahaan.
Hingga berita ini diterbitkan, warga Desa Talang Sebaris masih menantikan langkah dari perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran yang telah mereka rasakan.
“Kami berharap pihak perusahaan segera bertanggung jawab dan menindaklanjuti keluhan warga. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin masyarakat akan melakukan aksi lebih lanjut sebagai bentuk protes,” tegasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Manager PT SSL, Widiyanto mengaku akan segera memastikan terkait adanya laporan keluhan masyarakat tersebut.
“Nanti kami lakukan cross-check terlebih dahulu, terima kasih atas informasinya,” singkatnya.