Beras Program SPHP Dihentikan, Bulog Rejang Lebong Fokus Serap Gabah Petani

BERAS: Pegawai Bulog Rejang Lebong memperlihatkan beras SPHP. Saat ini Bulog menghentikan sementara distribusi beras program SPHP.-foto: abdi/koranrb.id-

CURUP – Perum Bulog Cabang Rejang Lebong menghentikan sementara distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut dari instruksi nasional untuk memprioritaskan penyerapan beras dan gabah petani lokal hingga April 2025.

Pemimpin Cabang (Pinca) Perum Bulog Kc Rejang Lebong, A. Musalim Yudha mengatakan penghentian distribusi beras SPHP ini merupakan arahan langsung dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI yang meminta Bulog di seluruh Indonesia agar fokus menyerap hasil panen petani secara maksimal. 

"Penyaluran beras SPHP diberhentikan sementara. Namun kali ini, alasannya karena Bapanas ingin fokus terlebih dahulu dengan penyerapan gabah dan beras," ungkap Musalim.

Musalim menerangkan, langkah ini diambil guna menjaga stabilitas harga gabah dan memastikan stok pangan nasional tetap aman dalam jangka panjang.

BACA JUGA:Dinkes Bengkulu Selatan Akui Sudah Bina RSUD HD Manna, Pelayanan Sering Dikeluhkan Masyarakat

BACA JUGA:Puncak Arus Balik Lancar dan Aman, Tidak Ada Lonjakan Kendaraan yang Melintas

“Kami saat ini tidak lagi mendistribusikan beras SPHP ke pasar-pasar dan ritel, karena seluruh sumber daya difokuskan untuk menyerap hasil panen petani lokal,” ujar Musalim.

Ia menambahkan, upaya ini sekaligus menjadi bentuk perlindungan terhadap petani agar harga gabah di tingkat petani tidak anjlok akibat melimpahnya pasokan saat panen raya. 

Bulog akan membeli gabah sesuai dengan harga acuan pemerintah (HAP) atau lebih, tergantung kualitas.

"Ini juga akan berdampak pada petani lokal, dan mereka akan mengalami stabilitas ekonomi," jelas Musalim.

Meskipun distribusi SPHP dihentikan sementara, Bulog tetap memastikan ketersediaan beras cadangan pemerintah tetap aman dan cukup untuk kebutuhan darurat atau intervensi pasar bila diperlukan. Masyarakat diminta untuk tidak panik, karena kebijakan ini bersifat sementara dan akan dievaluasi kembali setelah masa panen berakhir. 

"Walau diberhentikan sementara, kami yakin tidak akan mempengaruhi stabilitas harga beras," ujar Musalim.

BACA JUGA:Bangunan TPI Pasar Bawah Mulai Rusak, Plafon Terlihat Sudah Copot

BACA JUGA:Lebong Hanya Kebagian 500 Dosis Vaksin Anti Rabies

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan