Januari 2025, 8 Gelandangan Dipulangkan, Dinsos: Keluarga Lengkap, Ingin Hidup Bebas
![](https://harianrakyatbengkulu.bacakoran.co/upload/60e0425fb6dc0d93d24b6466b3a26dca.jpg)
GEPENG: Terlihat sepasang pengemis yang berada di simpang Sekip beberapa waktu lalu. RENO/RB--
“Kalau kita sendirikan tidak punya rumah singgah, selain pemulangan tuna sosial itu seharusnya bisa dibina seperti yang dilakukan dinsos kota,” ujarnya.
Reni menyebutkan bahwa masalah sosial merupakan masalah yang cukup kompleks sehingga membutukan perhatian lebih setiap kali penanganannya, terutama pada tuna sosial haruslah memiliki formulasi yang tepat sehingga mereka tidak kembali kejalanan.
BACA JUGA:Gabah di Kota Bengkulu Rp6.600/Kg, DKPP: Jika Ada di Bawah HPP, Ada Sanksi
BACA JUGA:Paripurna Penetapan Bupati dan Wabup Terpilih Bengkulu Selatan Tunggu Putusan MK
Diberitakan sebelumnya, Dinsos Kota Bengkulu membina anak-anak pengamen jalanan.
Kepala Dinas Sosial Sahat Marulitua Situmorang, AP.MM mengatakan bahwa di Kota Bengkulu sudah terlalu banyak pengamen jalanan yang menetap.
“Anak-anak ini mempunyai kemampuan bermusik dan bernyanyi yang bagus, namun tidak pada tempatnya, sementara mereka ngamen dengan hasil yang tidak begitu besar,” sampai Sahat kepada RB, Rabu, 5 Februari 2025.
Awal dari pembinaan Dinsos membuat festival musik untuk pengamen dan penyandang disabilitas.
“Pesertanya ada hampir 30 orang dan semua peserta itu kita bina, dengan nama kelompok musisi kreatif merah putih Kota Bengkulu, semua yang kami bina itu difasilitasi dengan baik agar tidak kembali ke jalanan,” ucapnya
Dengan adanya binaan ini para anak jalanan ini sudah ke arah yang lebih baik karena tidak mencari uang dari jalanan lagi.
“Untuk saat ini anak binaan Dinsos sudah mengisi acara di kafe maupun di restoran, untuk anak binaan sekarang ada sekitar 40 orang, tetapi nanti mereka akan bertambah terus,
Hasil dari anak binaan tersebut dengan live music di kafe maupun restoran itu full masuk ke kantong mereka masing-masing.
“Yah paling hasil dari penghasilan dari mereka bekerja itu disisihkan untuk komunitas itu sendiri, paling 10 persen dari penghasilan, uang itu juga untuk kegiatan organisasi dan kebutuhan kelompok,” katanya.
Sahat menghimbau agar para anak jalanan, pengamen dan anak disabilitas untuk bergabung ke komunitas musik yang dibina Dinsos Kota Bengkulu.
“Kalau ada yang datang ke kami pasti akan kami sambut dengan baik dan akan kami fasilitasi apa yang dia perlukan untuk bermusik ataupun bernyanyi, dalam catatan itu memang benar-benar warga Kota bengkulu, jika ada yang dari luar kota juga akan kita beri binaan sebentar dan akan dipulangkan ke tempat asalnya,” tutupnya.