Bahas Kerja Sama Peningkatan UMKM BISA Ekspor
Menteri Perdagangan, Budi Santoso.-foto: kemendag/koranrb.id-
KORANRB.ID - Kementerian Perdagangan dan Asia Council for Small Business (ACSB) duduk bersama membahas peluang kerja sama khususnya untuk memaksimalkan Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Program yang diinisiasi Kemendag tersebut bertujuan untuk mendorong para UMKM untuk ekspor. Pembahasan ini mengemuka dalam audiensi antara Menteri Perdagangan, Budi Santoso (Busan) dengan pendiri sekaligus Ketua ACSB Indonesia Hermawan Kartajaya.
“Kemendag membahas peluang kerja sama dengan ACSB untuk meningkatkan Program UMKM BISA Ekspor. Kemendag mengajak lebih banyak pemangku kepentingan ekspor dan UMKM untuk ikut memaksimalkan program ini. Kami harap, lebih banyak ekspor dapat didorong melalui Program UMKM BISA Ekspor,” kata Busan.
BACA JUGA:Dua Fokus Kebijakan Akselerasi Transformasi Sektor PPDP
BACA JUGA:Tambahan 100 Persen Gaji 13 dan 14 Guru di Kabupaten Seluma, Segera Cair
Dalam audiensi, dibahas upaya peningkatan UMKM BISA Ekspor melalui empat cara. Pertama, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di bawah ACSB bersama Indonesia Marketing Association (IMA) dapat berperan sebagai agregator UMKM.
Agregator UMKM tersebut kemudian dapat ikut serta dalam program business matching untuk mendukung UMKM BISA Ekspor.
Kedua, ACSB melalui Markplus dapat mendukung pelatihan atau sekolah bagi calon perwakilan perdagangan (perwadag). Ketiga, ACSB dapat berperan dalam pembinaan UMKM.
Keempat, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dapat berpartisipasi pada side event kegiatan ACSB yang bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) di Milan, Italia, pada 5-7 Mei 2025.
BACA JUGA:Lomba Kebun Kopi Terbaik, Bikin Petani di Kabupaten Kepahiang Makin Semangat
BACA JUGA:7 Kecamatan di Bengkulu Tengah Sudah Gelar Musrenbangcam
Terkait pelaksanaan UMKM BISA Ekspor, Mendag menyampaikan, pada Januari 2025 tercatat telah terlaksana 72 kegiatan penjajakan bisnis (business matching) yang terdiri atas 40 pitching dengan perwadag dan 32 pertemuan dengan buyer.
Pada business matching tersebut, dihasilkan jumlah transaksi sebesar USD 5,22 juta dengan rincian sebesar USD 1,55 juta berupa Purchase Order (PO) dan USD 3,67 juta berupa potensial transaksi dalam bentuk MoU.
Pada Januari 2025 juga terdapat 196 UMKM yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan business matching. Sektor UMKM yang diminati dalam business matching, antara lain, makanan dan minuman (mamin), kopi, rempah-rempah, furnitur, kerajinan tangan, alat kesehatan, dan produk kimia.