Serangan PMK Belum Reda, Penularan Dalam Kandang Lebih Tinggi

PMK: Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan, Drh Henny Kusuma Dewi saat melakukan pengambilan sample PMK kepada seekor sapi milik warga Teluk Sepang.--RENO/RB

BENGKULU, KORANRB.ID – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih mewabah.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, drh Yeni Misra mengatakan lingkungan kandang yang terbatas dapat menjadi tempat berkembang biak virus PMK dengan cepat.

Sehingga ternak yang berada dalam kandang lebih rentan terpapar PMK dan sulit untuk pulih.

“Sapi-sapi yang dikandangkan lebih susah sembuhnya.

BACA JUGA:Kurangi Volume Sampah di TPA, Perlu Bank Sampah di Setiap Kelurahan

Karena virus yang keluar dari ingus atau kotoran dan air seni akan kembali memapari hewan yang ada di kandang. Jadi virus akan cepat kembalinya,” terang Yeni. 

Sementara hewan ternak yang diliarkan, cenderung berpindah-pindah tempat sehingga risiko penularan lebih rendah.

Selain itu, tingkat kesembuhan pada ternak yang diliarkan juga lebih tinggi, disertai dengan angka kematian yang lebih sedikit.

“Berbeda dengan sapi yang diliarkan, akan berpindah tempat akan cepat kesembuhannya serta sedikit angka kematian,” ungkapnya. 

BACA JUGA:Penerapan HGBT Dukung Capaian Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Sementara itu, Yeni mengatakan jika hewan ternak tetap harus dikandangkan. 

Maka menjaga sanitasi kandang, menjadi penting dilakukan.

 Untuk sanitasi kandang, peternak bisa menggunakan deterjen pencuci pakaian serta menyemprot dengan disinfektan. 

“Menjaga kebersihan kandang, melakukan sanitasi,  sangat penting untuk mencegah penyebaran PMK,” tambah Yeni. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan