26 Ribu Hektare TNKS Rejang Lebong Hanya Dijaga 6 Polhut, Ini Kata TN Wilayah III Bengkulu-Sumsel

26 ribu hektare hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di wilayah Rejang Lebong.--Abdi/rb

CURUP, KORANRB.ID - Bidang TN Wilayah III Bengkulu-Sumsel Rejang Lebong menyebutkan hanya 6 personel personil Polisi Hutan (Polhut) yang bertugas menjaga dan berpatroli di 26 ribu hektare hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di wilayah Rejang Lebong.

Seksi Perlindungan dan Pengamanan Hutan, Bidang TN Wilayah III Bengkulu-Sumsel Rejang Lebong , Muhammad Insan Ramdani, jumlah tersebut sangat dinilai kurang untuk memaksimalkan penjagaan hutan.

"Kalkulasikan saja, dari 26 ribu hektare TNKS di wilayah kita. Hanya ada 6 Polhut yang bertugas menjaga," keluh Insan.

Lebih lanjut, Insan mengatakan, sebelum terdapat 5 formasi untuk ASN Polhut yang bakal ditugaskan di TNKS Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Jelang MTQ Kabupaten, Pemkab Seluma Minta Tiap Kecamatan Turunkan Potensi Terbaik

BACA JUGA:Musim Libur Wisatawan Dapat Mengunjungi Wisata Ini di Bengkulu Selatan, Dinas Pariwisata Siap Membantu

Dimana 2 formasi jabatan yang kosong tersebut, untuk lulusan Diploma-III yang juga ditugaskan untuk pengamanan hutan TNKS.

"Namun informasi terakhir, formasi itu hanya diisi 3 orang saja. 2 masih kosong, kita tidak tahu kenapa kosong. Padahal kita butuh personel baru," ungkap Insan.

Sebelumnya, Insan menerangkan, sekitar 5 ribu hektare mengalami kerusakan parah akibat aktivitas pembalakan liar dan penebangan hutan ilegal.  

Dimana, kerusakan ini telah memengaruhi ekosistem hutan, termasuk habitat satwa liar seperti harimau sumatra, beruang, dan berbagai spesies endemik lainnya. 

"Kita prediksi 5 ribu hektare, akibat aktivitas pembalakan liar ini tidak hanya merusak struktur hutan, tetapi juga mengancam keberlanjutan ekosistem TNKS yang merupakan salah satu kawasan konservasi terpenting di Sumatra," ujar, Insan.

BACA JUGA:Awas Honorer Siluman, Seleksi Administrasi Buat 640 Calon PPPK Kepahiang

BACA JUGA:PPA Mukomuko: Masih Ada Orang Tua Korban Pelecehan Seksual Lebih Memilih Berdamai

Menurutnya, kerusakan hutan tersebut didominasi oleh aktivitas penebangan pohon bernilai tinggi seperti meranti dan durian hutan, yang kemudian dijual di pasar gelap. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan