Berbeda dengan Angin Puting Beliung! Berikut 5 Fakta Tornado, Tidak Ada di Indonesia

Tornado. Foto: Ilustrasi/ fran/ ai creator/ koranrb.id--

Awan cumulonimbus ini merupakan awan yang sangat besar dan dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi, sering kali dikaitkan dengan badai petir yang kuat. 

BACA JUGA:Punya 11 Ribu Anak Sungai dan Fenomena Sungai Terbalik, Inilah 17 Fakta Sungai Amazon

Dimana, pada saat udara panas dari permukaan bumi naik, maka ia akan membawa kelembapan yang tinggi.

Maka dari itulah, pada saat udara ini bertemu dengan lapisan udara yang lebih dingin, proses kondensasi terjadi, membentuk awan.

Wind shear, atau perbedaan kecepatan dan arah angin pada ketinggian yang berbeda, memainkan peran penting dalam pembentukan tornado. 

Pada saat angin bertiup dengan kecepatan yang berbeda di lapisan atmosfer, ini menciptakan rotasi horizontal.

Apabila ada aliran udara naik (updraft) yang cukup kuat, maka rotasi ini dapat diputar menjadi vertikal, membentuk tornado.

BACA JUGA:Fenomena Star Syndrome, Orang Populer yang Menjadi Anti Kritik dan Merasa Superior, Ini Penjelasannya

Selain itu, tornado dapat bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bangunan, pohon dan infrastruktur lainnya.

3. Tornado bukan puting beliung

Tornado dan puting beliung mempunyai kesamaan dalam hal bentuk dan proses pembentukannya, yaitu sebagai kolom udara yang berputar di bawah awan cumulonimbus. 

Namun demikian, terdapat beberapa perbedaan penting yang membedakan keduanya.

Tornado memiliki kecepatan angin yang jauh lebih tinggi, sekitar 70 km per jam hingga 300 mil per jam (sekitar 113 km/jam). 

BACA JUGA:Kerap Ditemukan di Dunia Kerja, Ini Fenomena Silent Quitting Pada Karyawan dan Solusi Bagi Perusahaan

Tag
Share