Laporan Khusus: Teror Saluran Listrik Tegangan Tinggi
Puluhan emak emak saat berkumpul dan mengadu ke Pemprov terkait dampak SUTT. Warga Desa Padang Kuas Seluma Dihantui Sengatan Listrik SUTT PT TLB--zulkarnain wijaya/rb
Sementara itu, Direktur Kampanye Kanopi Hijau Indonesia yang turut hadir di lokasi, Olan Sahayu. Mengatakan bahwa mereka memang telah melakukan pemantauan atas keluhan masyarakat Desa Padang Kuas tersebut.
Diketahui tercatat ada 165 elektronik rusak, bahkan sudah 4 orang tersengat listrik. Setelah mencoba didalami, ternyata saat proses masuknya SUTT di Desa Padang Kuas ternyata tidak ada proses sosialisasi disana.
Saat ditanyakan warga terkait dampaknya, PT TLB mengaku tidak berbahaya, faktanya saat terjadi petir, barang elektronik menjadi rusak.
Padahal, sebelum didirikan jaringan transmisi SUTT PLTU Teluk Sepang tidak pernah ada peralatan elektronik mereka yang rusak ketika hujan dan petir terjadi.
"Warga mengatakan bahwa barang elektronik banyak rusak sejak dilakukan uji coba SUTT, saat ini setiap ada petir pasti ada barang elektronik rusak, bahkan sarana dan prasarana warga desa turut rusak,"ungkap Olan.
Diketahui SUTT yang berada di Desa Padang Kuas tersambung dengan PLTU di Teluk Sepang, yang dialirkan menuju gardu induk yang berada di kawasan Air Sebakul Kota Bengkulu. Khusus untuk di Desa Padang Kuas, terdapat 3 tower SUTT yang berada dekat dengan pemukiman warga.
Menurut Olan, dampak dari adanya kerusakan elektronik akibat SUTT ini memang terbanyak di Desa Padang Kuas, sehingga wajar jika keluhan warga cukup banyak.
"Kalau dari keinginan warga, mereka menuntut untuk dilakukan pemindahan SUTT sehingga dampaknya tidak dirasakan lagi,"pungkas Olan.
Menanggapi keluhan, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui utusan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Biro Hukum, Kesbangpol dan Dinas Lingkuhan Hidup (DLHK) Provinsi Bengkulu pada Selasa pagi 7 Januari 2025 sudah mendatangi desa yang letaknya bersebelahan dengan Kota Bengkulu tersebut.
Hasilnya, memang benar adanya pengakuan warga bahwa sejumlah barang elektronik rusak, mulai dari tv, bola lampu, antena, rice cooker, radio hingga HP.
Bahkan salahsatu warga yang rumahnya berada hanya beberapa meter dari tower SUTT, yakni Rohma turut merasakan adanya dampak tersebut. Kunjungan Pemprov tersebut juga dihadiri oleh Kanopi Hijau Indonesia (KHI), perwakilan PT. TLB, perwakilan PT. PLN, mahasiswa dan puluhan emak emak yang mengeluhkan hal serupa.
Sempat terjadi bersitegang antara pihak yang hadir, namun dari pertemuan tersebut akhirnya disepakati beberapa hal.
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana, ST, M. Si melalui Kabid Energi dan Ketenagalistrikan, Rozani, ST, MT. Ia membenarkan bahwa memang terlihat ada beberapa barang elektronik milik sejumlah warga mengalami kerusakan, namun itu belum dapat disimpulkan sebagai dampak dari tower SUTT milik PT TLB.
Untuk memastikan dugaan tersebut, haruslah dilakukan penelitian lebih lanjut. Rencananya dalam waktu dekat akan diturunkan tim ahli untuk memastikan dugaannya, sehingga polemik ini tuntas.
"Memang ada ditemukan barang elektronik dirumah ibu Rohma yang posisi rumahnya persis dibawah jaringan SUTT, namun belum berarti itu akibat SUTT. Untuk memastikannya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim, untuk waktunya kisaran hingga 1 bulan kedepan,"sampai Rozani.