FIFA Kenang Legenda Sepakbola Indonesia, 'Si Kancil' Abdul Kadir

SI KANCIL: Abdul Kadir legenda sepakbola Indonesia masuk dalam FIFA Century Club--Pixabay

Sosoknya dianggap FIFA sebagai salah satu maestro di level Asia. FIFA melihat Abdul Kadir adalah fenomena. 

BACA JUGA:Yes! Erick Thohir Pastikan Laga Timnas vs Bahrain di Jakarta

BACA JUGA:Tutup Tahun 2024, Timnas Indonesia Peringkat 127 di Bawah Thailand dan Vietnam

Selama lebih dari satu dekade, ia menjadi ikon tim nasional Indonesia, memecahkan rekor penampilan sekaligus torehan gol yang memukau. Statistiknya luar biasa, tetapi lebih dari itu, ia adalah simbol dari kerja keras dan talenta murni yang menginspirasi generasi ke generasi.

Sejak usia muda, bakatnya sudah terlihat. Kecepatannya membuat para pemain bertahan seperti tak berkutik, dribelnya seperti sihir yang mengelabui lawan, dan penyelesaian akhirnya selalu tepat sasaran.

Abdul Kadir adalah ancaman nyata di lini serang, sekaligus pengatur tempo permainan dari sisi sayap. 

Kemampuan adaptasinya yang luar biasa menjadikannya pemain serba bisa. Tak heran, ia dijuluki “Si Kancil” karena kelincahannya yang sulit tertandingi.

Karier internasional Kadir adalah cerita tentang kehebatan tanpa batas. Membela Garuda dalam 111 pertandingan (105 di antaranya diakui oleh FIFA), ia mencetak 70 gol yang menakjubkan – sebuah pencapaian yang bertahan sebagai rekor hingga kini.

Pada Desember 2021, FIFA secara resmi memasukkannya ke dalam FIFA Century Club, tempat para pemain elite dunia berkumpul. 

Sebuah penghormatan yang hingga saat ini belum bisa disamai oleh para pemain Indonesia lainnya.

Salah satu momen paling ikonik dalam karier Kadir adalah pertemuannya dengan legenda dunia, Pele.

Pada Juni 1972, Santos – klub Pele – bertandang ke Indonesia. Dalam sebuah acara yang diselenggarakan saluran televisi, TVRI, Kadir berkesempatan unjuk kebolehan bersama “O Rei”, sebelum beraksi bersama klub raksasa Amerika Latin itu dalam laga persahabatan melawan tim nasional Indonesia.

Dua maestro ini menunjukkan skill luar biasa dalam demonstrasi bola, momen yang semakin mengukuhkan status Abdul Kadir sebagai salah satu pemain top dunia.

Namun, cerita Kadir tidak hanya tentang gol dan rekor, tetapi juga tentang ketangguhan melawan ujian hidup. 

Di usia 50 tahun, ia harus menghadapi penyakit gagal ginjal yang akhirnya merenggut nyawanya pada 4 April 2003. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan