Perkara Tipikor Dana BOS, JPU Hadirkan 10 Saksi, Ketua MKKS Akui Pernah Terima Uang dari SMPN17

Reporter: Wesjer Tourindo |

Editor: M. Rizki Amanda Lubis |

Rabu , 13 Nov 2024 - 23:05

SAKSI: Satu persatu saksi yang dihadirkan JPU Kejari Bengkulu meninggalkan ruangan sidang. WEST JER TOURINDO/RB--

perkara tipikor dana bos, jpu hadirkan 10 saksi, ketua mkks akui pernah terima uang dari smpn17                            koranrb.id – sidang pembuktian dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi perkara tindak pidana korupsi (tipikor) dana biaya operasional sekolah (bos) smp negeri (smpn) 17 kota bengkulu berlanjut kemarin di pengadilan negeri (pn) tipikor bengkulu.
dengan ketua majelis hakim, paisol, sh dalam persidangan jaksa penuntut umum (jpu) kejaksaan negeri (kejari) bengkulu menghadirkan 10 saksi.
sebanyak 10 saksi diperiksa keterangannya dalam persidangan terkait perkara yang menyeret mantan kepala sekolah (kepsek) dan bendahara smpn17 kota bengkulu iman santoso, s.pd dan yudarlanadi, m.pd dengan kerugian negara mencapai rp.1,2 miliar.
adapun deretan saksi yang dihadirkan jpu yakni, mantan kepala dinas pendidikan (kadisdik) kota bengkulu sehmi alnur, mantan plt. kadisdik kota bengkulu zainal azmi, mantan kadisdik kota bengkulu tahun 2019, rosmiati.
baca juga: harga bapok turun jelang nataru, ini daftarnya di pasar panorama kota bengkulu
baca juga: program prioritas dkp kota bengkulu dalam rapbd 2025, 3 bidang anggaran capai rp500 juta 
kemudian ketua musyawarah kerja kepala sekolah (mkks) widi arman, bendahara mkks maya hartati, wakil humas smpn 17 kota bengkulu nurwati, bagian tu smpn 17 kota bengkulu, yuliana, operator sekaligus tenaga honorer rosdiana, guru honorer penjas dodi, wakil kesiswaan herman.
di muka persidangan saksi sehmi mengatakan bahwa untuk perihal dana bos dirinya tidak tahu, sebab dirinya terbilang singkat menjabat sebagai kepala dinas.
"saya menjabat sebagai kadisdik memang 2021 namun itu hanya beberapa bulan saja untuk teknis saya tidak mengetahui," ungkap sehmi pada persidangan.
kemudian untuk kesaksian saksi yang lain sering mengatakan lupa tentang besaran dana ataupun mekanisme dana bos pada tahun 2019 hingga 2021.
baca juga:sejak januari dishub pasang 305 unit pju, tahun depan dianggarkan rp5 miliar 
baca juga:dinkes catat hanya 38 kasus pheunomia sejak januari di kota bengkulu
mulai terungkap ketika penasihat hukum (ph) terdakwa  yudarlanadi, endah rahayu ningsih, sh menanyakan aliran dana pada organisasi mkks.
ph menanyakan pernah atau tidak mendapatkan uang dari smpn 17 kota bengkulu.
"saksi widi (ketua mkks, red) apakah pernah menerima uang dari smp negeri 17 kota bengkulu jawab dengan jujur," tanya endah.
kemudian di muka persidangan widi mengatakan pernah, namun dirinya lupa besarannnya berapa dan dirinya tidak tahu bahwa uang tersebut dari mana.
ia menerangkan bahwa mkks hanya menerima iuran dari sekolah untuk uang kas dan selanjutnya akan digunakan sebagai keperluan bersama.
baca juga:perkuat perlindungan sosial, pemprov bengkulu serahkan santunan bagi pekerja rentan
baca juga:seorang anggota samapta polresta bengkulu dipecat, ini kata kapolresta
seperti pada idulfitri, mkks membeli sapi kurban dan uang pembelian tersebut dari uang iuran dari sekolah.
"kami memang menerima uang dari sekolah namun kami tidak tahu uang itu dari mana," ungkap widi di muka persidangan. 
bahkan untuk besaran nominal uang yang dikumpulkan setiap sekolah itu ia mengaku sudah lupa.
"setiap sekolah itu mereka iuran untuk ke mkks untuk hal-hal bersama," ungkapnya.
sementara itu saksi guru honorer mempertanyakan mengenai tanda-tangan yang dipalsukan oleh bendahara sebab para pegawai honorer tidak merasa menandatangani.
setelah persidangan ph endah rahayu ningsih, sh mengatakan bahwa para terdakwa mengatakan banyak yang lupa.
atas hal tersebut ph sangat menyayangkan sebab persidangan ini menentukan nasib kliennya.
"kalau di sidang tadi hanya beberapa saksi saja yang memberikan fakta sisanya lupa, untuk yang mengatakan lupa itu sangat kami sayangkan. sebab sidang ini menentukan nasib klien saya," ungkap endah.
“aliran dana bos kami pastikan kepada mkks walau mereka tidak tahu uang tersebut dana bos atau bukan. dengan adanya peristiwa aliran dana bos kepada mkks kami dari ph meminta untuk para pengurus mkks untuk mengembalikan uang tersebut. sebab itu adalah uang hasil korupsi dana bos," pungkas endah.
sementara itu seusai persidangan juga deretan saksi enggan untuk berkomentar saat diajukan pertanyaan boleh atau tidak wawancara para saksi tidak menjawab dan langsung pergi.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Rakyat Bengkulu, Kamis 14 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan