Aktivis Lingkungan Kecam Pemasangan APS di Pohon

Reporter: RENO DWI PRANOTO |

Editor: Ade Haryanto |

Senin , 16 Sep 2024 - 22:40

BALIHO: Terlihat beberapa APS yang dipasang di pohon.--RENO DWI PRANOTO/NH

aktivis lingkungan kecam pemasangan aps di pohon                            bengkulu, koranrb.id – aktivis lingkungan, direktur kanopi hijau bengkulu, ali akbar mengecam pemasangan alat peraga sosialisasi (aps) di pohon.
sejatinya pohon-pohon di sepanjang jalan yang merupakan jalur hijau kota bengkulu yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem perkotaan, dengan menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen sehat untuk warga sekitar dan para pengendara yang melalu-lalang.
namun sayangnya fungsi pohon tersebut justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menanfaatkan batang pohon sebagai media peletakan aps.
seperti sepanduk iklan, promosi dan informasi lainnya dengan cara di tancapkan menggunakan paku.
baca juga:petani di ulu manna minta jalan sentra produksi pertanian diperbaiki
ini melanggaran peraturan walikota bengkulu nomor 50 tahun 2017 tentang penyelenggaraan reklame. 
ali akbar berpedapat hal ini terjadi akibat dari kurangnya kesadaran dalam menjaga lingkungan.
selain merusak pemandangan, tentunya penancapan baliho atau sepanduk di badan pohon tersebut, sama saja menciderai dan berniat merusak pohon itu sendiri.
 “menjaga dan merawat lingkungan sudah seharusnya kita upayakan sejak kecil,” kata ali.
baca juga:umkm harus bisa hadapi tantangan zaman
selain itu ali juga menyinggung peran pemerintah yang seharusnya memberikan contoh yang baik, bukan melakukan hal yang serupa. 
kesadaran publik sangat bergantung bagaimana para pemangku kekuasaan itu sendiri.
“rakyat mencontoh pemerintah yang ada,” katanya.
selain itu pemerintah yang bertugas seperti dinas lingkungan hidup (dlh) kota bengkulu seharusnya bertindak tegas dan terarah. 
baca juga:kades nyatakan dukungan calon gubernur, bawaslu tindaklanjuti
mengkalkulasikan baliho-baliho yang ada agar bisa menekan jumlah sampah yang ada sehingga tempat pembuangan akhir (tpa) sampah tidak overload,
“sepanduk dan baliho itukan jadi sampah nantinya, apakah dlh kota sudah menghitung sampah plastik yang dihasilkan pemilukada? saya yakin dlh belum sampai sana,” pungkas ali.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Rakyat Bengkulu, Selasa 17 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan