Triwulan pertama tahun 2024 lalu terjadi 200 kasus DBD.
Sedangkan triwulan pertama tahun ini 55 kasus DBD, terjadi penurunan kasus lebih dari 70 persen.
BACA JUGA:Soal Adanya Penolakan Tambang Emas, Pemprov Bengkulu Buka Ruang Dengar Pendapat Masyarakat
BACA JUGA:Diduga Tak Miliki Izin HGU, Distan Akan Panggil PT RAA
Bupati Arie menerangkan salah satu target program gotong royong yang digagasnya memang bukan hanya terkait kebersihan wilayah masing-masing.
Namun hal ini juga terkait tingginya kasus Demam Berdarah Dengue yang salah satu sebabnya adalah kondisi kebersihan lingkungan yang buruk.
“Alhamdulillah saat ini hasilnya sudah mulai terlihat, selain lingkungan yang bersih, angka kasus DBD kita juga menurun. Angka DBD ini juga menjadi sorotan nasional terkait program kesehatan,” terangnya.
Penyakit DBD disebabkan oleh virue dengue yang dibawa nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk ini berkembang biak dengan cepat karena lingkungan yang kotor, terutama di sampah yang bisa menimbulkan genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
“Saja sejak awal menjabat terus menggalakkan gotong royong massal setiap hari Jumat, terutama di lingkungan atau kawasan pemukiman warga,” pungkasnya