Dikutip dari laman Britannica, Rapa Nui, atau Pulau Paskah, memiliki sejarah yang menarik dan kompleks.
Masyarakat Polinesia yang menetap di pulau ini mengembangkan budaya yang kaya, termasuk seni patung yang sangat khas, yaitu moai.
Patung-patung ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol status dan kekuasaan, tetapi juga sebagai penghormatan kepada nenek moyang.
Keruntuhan peradaban Rapa Nui disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penebangan pohon yang berlebihan untuk membangun dan memindahkan moai, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan penurunan sumber daya alam.
Selain itu, konflik internal antara kelompok-kelompok yang berbeda juga berkontribusi pada ketidakstabilan sosial.
Kedatangan orang Eropa pada tahun 1722 membawa dampak yang lebih buruk.
BACA JUGA:Fenomena Alam Unik! Berikut 6 Fakta Gerbang Neraka, Turkmenistan
Dimana, penyakit yang dibawa oleh para penjelajah Eropa, yang tidak dikenal oleh penduduk asli, menyebabkan kematian massal.
Selain itu, praktik perbudakan yang dilakukan oleh para pelaut dan pedagang juga mengakibatkan hilangnya banyak anggota masyarakat Rapa Nui.
Walaupun saat ini keturunan masyarakat Rapa Nui masih tinggal di pulau tersebut.
Namun demikian, mereka menghadapi tantangan dalam mempertahankan budaya dan identitas mereka.
BACA JUGA:Tidak Kenal Musim! Berikut 5 Fenomena Alam yang Menyebabkan Timbulnya Salju
Upaya untuk melestarikan warisan budaya dan lingkungan pulau terus dilakukan dan ada kesadaran yang meningkat tentang pentingnya menjaga sejarah dan tradisi Rapa Nui.
Masyarakat Rapa Nui kini berusaha untuk menghidupkan kembali dan merayakan warisan mereka, sambil menghadapi tantangan modern yang ada.
4. Minoans