Dikutip dari laman Britannica, Wilayah Wallacea adalah salah satu kawasan yang paling menarik dalam studi biogeografi dan keanekaragaman hayati.
Wallacea terletak di antara benua Asia dan Australia, menciptakan zona peralihan yang unik.
Adapun wilayah ini mencakup pulau-pulau seperti Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku, yang memiliki karakteristik geologis dan ekologis yang berbeda dari pulau-pulau di sekitarnya.
BACA JUGA:Tidak Kenal Musim! Berikut 5 Fenomena Alam yang Menyebabkan Timbulnya Salju
Alfred Russel Wallace, seorang naturalis dan ilmuwan, melakukan penelitian di wilayah ini pada abad ke-19.
Dimana, ia mengamati bahwa fauna di Wallacea memiliki ciri khas yang berbeda dari fauna di Asia dan Australia, yang kemudian dikenal sebagai "Garis Wallace."
Adapun Garis ini membedakan spesies hewan yang ada di kedua benua tersebut.
Babirusa adalah hewan endemik yang hanya ditemukan di Sulawesi dan beberapa pulau di sekitarnya.
Hewan ini, dikenal karena taringnya yang unik dan morfologi yang aneh, babirusa adalah contoh spesies yang telah beradaptasi dengan lingkungan Wallacea.
Wilayah Wallacea adalah contoh yang menakjubkan dari bagaimana geografi dan evolusi dapat menciptakan keanekaragaman hayati yang unik.
Spesies-spesies seperti babirusa dan kuskus menunjukkan bagaimana hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang spesifik dan berkembang menjadi bentuk yang khas.
Dengan melindungi keanekaragaman hayati di Wallacea adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa warisan alam yang luar biasa ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
3. Pola iklim tropis sepanjang tahun
Dikutip dari laman Britannica, iklim tropis di Indonesia ditandai dengan suhu hangat dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Stabilitas iklim tersebut menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan berbagai spesies flora dan fauna.