Berapapun harga jual tetap diterima, walaupun kemudian harga jual di pasaran anjlok.
"Seperti sekarang, seanjlok apapun harga barang, gudang tetap menampung, risikonya seperti ini," kata Dedi.
Menurutnya, harga jual sayur mayur mulai anjlok sejak lebaran ketiga.
Dengan kondisi harga sayur mayur yang semakin tak menentu, pihaknya berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah agar harga tetap stabil.
"Bukannya apa-apa, posisi sekarang kan masih lebaran. Sedangkan saat masa panen, petani harus tetap panen. Kalau tidak, barangnya akan rusak. Kita sebagai pemilik gudang sudah ada komitmen, wajib kita terima. Walaupun kemudian harga anjlok, itu sudah resiko kita," beber Dedi, menjelaskan alasan di balik dibuangnya sayur.
Selama ini, hasil bumi yang diterima gudangnya dikirim ke berbagai daerah. Mulai dari Jambi, Palembang, Bengkulu termasuk ke Kepahiang.
"Pastinya tak tentu, semua tergantung kebutuhan dan kesepakatan saja,’’ tutupnya