BENTENG,KORANRB.ID - Bencana banjir yang melanda Kecamatan Taba Penanjung beberapa waktu lalu cukup berdampak bagi warga. Tak terkecuali pelajar, yang peralatan sekolah mereka hanyut dibawa banjir.
Menyikapi semua ini, Bupati Bengkulu Tengah, Drs. Rachmat Riyanto, ST, M.AP langsung menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bengkulu Tengah mengambil langkah strategis.
Harus bisa menjamin tak ada pelajar yang berhenti sekolah lantaran peralatan sekolah mereka hanyut diseret banjir.
Kepala Dinas Dikbud Bengkulu Tengah, Drs. Tomi Marisi, M.Si menjelaskan, ada 3 pelajar yang terancam putus sekolah.
Hal ini dikarenakan seluruh peralatan sekolah, seragam hingga sepatu sekolah mereka hanyut terbawa banjir.
BACA JUGA: Kapolda Bengkulu Jalani Sertijab Bersama 10 Kapolda se-Indonesia
BACA JUGA:Pembahasan Rancangan Perda Bantuan Hukum Warga Kurang Mampu Tetap Prioritas
Mendengarkan informasi tersebut, pihaknya langsung mendapatkan instruksi langsung dari Bupati agar bisa membantu para pelajar tersebut agar tak sampai putus sekolah.
"Kami mendapatkan perintah Pak Bupati. Makanya pada hari ini (kemarin, red) kami Dikbud Bengkulu Tengah, red) bersama kelompok kepala sekolah se Kecamatan Taba Penanjung dan Kecamatan Merigi Kelindang, mendatangi para pelajar yang terdampak banjir," ujar Tomi.
Dinas Dikbud Bengkulu Tengah memberikan sembako terhadap warga yang terdampak banjir. Juga memberikan uang kepada orang tua pelajar untuk membeli peralatan sekolah. Baik itu alat tulis, baju hingga sepatu sekolah.
Dengan demikian dapat dipastikan 3 pelajar tersebut tak akan putus sekolah.
Akan tetapi apabila memang orang tua belum ingin membelikan seragam sekolah anak, Dikbud Bengkulu Tengah telah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memberikan dispensasi terhadap anak korban banjir.
BACA JUGA:Gaji Honorer Benteng Berpeluang Dibayar Sebelum Idul Fitri 1446 Hijriah
BACA JUGA:Warga Terdampak Banjir Akan Direlokasi, Wabup Benteng ke Rindu Hati
“Bupati Bengkulu Tengah ingin memastikan bahwa jangan sampai anak korban banjir harus berhenti sekolah lantaran seragam dan perlengkapan sekolahnya hanyut,” bebernya