BACA JUGA:Januari – Maret 2025, 22 Kasus DBD di Mukomuko, Warga Diminta Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
"Pembangunan sejumlah infrastruktur jalan tersebut dinilai akan berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Mengingat kondisi jalan yang buruk menyebabkan tingginya biaya angkut, terutama bagi petani kelapa sawit,’’ jelasnya.
Tidak adanya akses jalan yang layak saat ini, membuat warga yang rata-rata berprofesi sebagai petani harus mengeluarkan biaya besar untuk transportasi hasil panen sawit.
Lain halnya jika jalan itu dibangun, maka biaya angkut yang semula mencapai Rp500 per kilogram dapat ditekan menjadi Rp200 per kilogram.
Sehingga masyarakat bisa mendapatkan tambahan pendapatan Rp300 per kilogram, setiap kali panen sawit.
"Penundaan pembangunan juga berdampak pada tenaga kerja konstruksi di Kabupaten Mukomuko yang kehilangan pekerjaan akibat proyek infrastruktur yang tidak berjalan. Kami berharap kebijakan ini tidak berkepanjangan dan pembangunan infrastruktur di Mukomuko dapat kembali berjalan demi mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat,’’ pungkasnya