“Sekarang memang kesulitan atasi sampah, alat yang kita gunakan tidak berfungsi maksimal,” kata Haroni.
Akibat minimnya alat berat itu pula DLHK Bengkulu Selatan mengajak masyarakat dapat memilah-milah sampah.
Dengan ada pemilahan maka sampah bisa dipisah-pisah antara sampah organik dan non organik.
BACA JUGA:Rugikan Negara Rp2,3 Miliar, Ahli Beberkan Hasil Uji Sampel 7 Proyek Dinas Pertanian Benteng
Apalagi kondisi TPA Kayu Arau saat ini tidak mampu menampung seluruh sampah di Kabupaten Bengkulu Selatan dan hanya mampu bertahan dalam waktu lima tahun lagi.
Padahal pemerintah daerah telah diperintahkan oleh pemerintah pusat untuk segera memperlakukan pemadatan sampah yang ada di TPA dengan tanah atau sanitary landfill.
Dimana sistem pengelolaan sampah yang baru ini menggunakan area tanah yang terbuka dan luas.
“Mudah-mudahan dengan kesadaran masyarakat dapat dapat membantu pemerintah mengatasi sampah, sehingga baik lingkungan maupun TPA tidak membuat sampah menggungung,” ujarnya.