Pulau Baai Tercemar Batu Bara, Akademisi Ungkap Bahayanya, Kanopi Hijau: Kita Pantau Secara Periodik

Sabtu 08 Feb 2025 - 23:37 WIB
Reporter : JORDI FERIZON
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Ali juga mengatakan bahwa sudah menyampaikan hal tersebut ke pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.

“Kita sudah berulang kali menyampaikan keluhan ini, namun jawaban dari pihak terkait malah mengatakan bahwa anggaran tidak ada, sumberdaya kurang, dan kesadaran masyarakat kurang,” keluhnya.

Di tempat terpisah, Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu (Unib) Zamdial Ta’alidin menyebut bahwa perlu kehati-hatian untuk mengklaim pantai tersebut sudah tercemar.

BACA JUGA:BPS: Perlu Upaya Luar Biasa Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu 7,4 Persen

BACA JUGA:Disnakertrans Dorong Pekerja Informal di Bengkulu Terdaftar di BPJamsostek

“Kita harus mengambil sudut pandang dari keilmuan, untuk menyatakan tercemar atau tidak pantai tersebut,” ucapnya.

Lalu Zamdial menyampaikan bahwa perlu adanya penilaian terhadap kondisi lokasi tersebut.

“Kondisinya meliputi pengukuran dan analisis beberapa parameter fisika, kimia, biologi dan kondisi nyata saat ini,” ujarnya.

Kemudian Zamdial mengatakan jika stok batu bara yang ditimbun di Pulau Baai tidak dikelola sesuai ketentuan yang berlaku akan berbahaya.

“Dampak dari penimbunan ini dikhawatirkan akan akan menyebabkan pencemaran yang lebih parah,” tegasnya.

Zamdial menyampaikan bahwa waktu masih ada Oganisasi Perangkat Daerah (OPD) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) sekitar tahun 2000 pernah melakukan riset tentang kondisi perairan antara Pulau Baai dengan Pulau Tikus.

“Sudah lama riset itu dilakukan untuk menemukan pencemaran batu bara dari kapal-kapal dan tongkang batu bara yang bongkar muat di tengah laut,” tutupnya. 

Diberitakan sebelumnya, HNSI Kota Bengkulu soroti pencemaran batu bara di Pantai Berkas sampai Pulau baai.

Kutua HNSI Kota Bengkulu Ali Syukur Simatupang mengatakan, sudah banyak menerima laporan dari nelayan terkait pencemaran batu bara di lokasi terserbut.

“Bagaimana tidak. Setiap tongkang memuat batu bara itu sudah pasti banyak yang tertumpah, bahkan kalau sudah ditarik juga pasti ada saja yang jatuh ke laut,” kata Ali kepada RB, Jum’at, 7 Februari 2025.

Pencemaran batu bara tersebut sudah cukup meresahkan para nelayan. 

Kategori :