KORANRB.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah telah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jembatan di Desa Penanding, Kecamatan Karang Tinggi. Anggaran tersebut dianggarkan di APBD tahun 2025 ini.
Namun pekerjaan pembangunan jembatan terancam batal dikarenakan adanya refocusing anggaran yang akan dilakukan oleh Pemkab Bengkulu Tengah sesuai instruksi langsung dari pemerintah pusat.
Hal ini disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah, Fepi Suheri. Ia menjelaskan, terkait pembangunan jembatan di Desa Penanding sudah menjadi pembahasan bersama DPRD dan Pemkab Bengkulu Tengah.
Tahun ini, DPRD sudah mensahkan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk membangun jembatan di Desa Penanding yang terputus. Akan tetapi dikarenakan adanya instruksi dari pemerintah pusat terkait refocusing, maka dewan belum bisa memastikan pembangunan tersebut.
Menurutnya, bisa saja pembangunan jembatan tahun ini dibatalkan dan akan dilaksanakan tahun 2026.
BACA JUGA:Sopir Mengantuk, Truk Mobil Ekspedisi SiCepat Terguling, 2000 Paket Sicepat Dievakuasi
BACA JUGA:Amankan Banyak Dokumen, Usai Geledah Kantor PUPR-P Lebong, Jaksa Beralih ke Kantor BKD
“Ada instruksi dari pemerintah pusat terkait refocusing anggaran. Semua kegiatan fisik belum boleh dilaksanakan. Kalau saya melihat situasi dan kondisi, anggaran Rp 6 miliar untuk pembangunan jembatan ini akan terdampak refocusing,” ungkapnya.
Fepi berharap anggaran pembangunan jembatan di Desa Penanding tidak terkena refocusing, sehingga pembangunan jembatan bisa terlaksana. Sebab jembatan tersebut memang harus segera dibangun karena sudah sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dijelaskan, kemungkinan terburuknya nanti, anggaran tersebut direfocusing, maka dewan berharap kepada warga untuk bisa bersabar dan akan pihaknya prioritaskan pada tahun 2026.
“Kalau kami ingin sekali jembatan tersebut segera dibangun. Sebab masyarakat sudah sangat membutuhkan. Kalau terburuk batal dibangun, maka akan kita prioritaskan tahun depan,” jelas Fepi.
Sementara itu, Kepala Desa Penanding, Tusim mengungkapkan, warga selalu menyampaikan keluhan kepada dirinya terkait kapan realisasi pembangunan jembatan tersebut. Sebab masyarakat sangat membutuhkan jembatan yang sudah lama putus itu.
BACA JUGA:Soal Larangan Beli Gas 3 Kg Eceran, Begini Realisasinya di Kepahiang
BACA JUGA:Setelah Pelantikan, Fokus Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Adalah Progam Janji Politiknya
Karena jembatan yang tak kunjung dibangun, saat ini, warga yang memiliki kebun di seberang sungai harus menggunakan rakit dari bambu untuk membawa hasil kebun.