Tindakan provokatif tersebut berasal dari akun Facebook milik Herman Lufti, yang menyiarkan video siaran langsung dengan komentar bernada provokasi. Video itu sempat menyebar luas sebelum akhirnya dihapus.
Dalam siaran tersebut, Hendra Wijaya, warga Dusun Pagar Bunga, juga menyampaikan komentar bernada menghasut dalam bahasa daerah. Tidak hanya itu, siaran langsung tersebut juga menampilkan Herman Lufti melakukan tindakan teatrikal dengan menampar dirinya sendiri, yang semakin memicu reaksi emosional.
Hendra kemudian mengakui bahwa tindakannya didorong oleh provokasi yang muncul dalam siaran tersebut. Meski demikian, ia menyatakan tidak memiliki niat buruk terhadap Renald, yang masih keponakannya.
Ia juga meminta maaf atas komentar yang dilontarkan secara spontan.
Renald Ayubi yang menjadi sasaran komentar provokatif, menjelaskan bahwa pemberitaan terkait FPWK dan ASBS disusun berdasarkan pernyataan resmi Badan Kesbangpol.
Ia menyikapi situasi ini sebagai bagian dari dinamika sosial yang wajar dalam dunia jurnalistik.
Insiden ini menyoroti pentingnya penggunaan media sosial secara bijak untuk menghindari penyebaran provokasi yang dapat memicu konflik.