"Sektor kelapa sawit memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi daerah. Oleh karena itu, meski dana yang tersedia terbatas, kami berkomitmen memanfaatkan setiap rupiah untuk program yang benar-benar berdampak positif bagi masyarakat," papar Noviansyah.
Ia juga menekankan pentingnya perencanaan matang agar dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif. Dalam waktu dekat, penggunaan DBH ini akan dibahas lebih rinci melalui rapat daring bersama Kementerian terkait.
Penurunan DBH sawit ini menjadi momentum bagi Pemkab untuk terus mencari solusi inovatif dalam pengelolaan anggaran.
Selain mengoptimalkan dana yang ada, Pemkab juga berencana menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan pemerintah pusat guna menambah sumber pendanaan untuk sektor perkebunan.
"Dengan sinergi yang baik antara pemerintah daerah, pusat, dan swasta, kami optimis tantangan ini bisa diatasi. Kami ingin menjadikan sektor kelapa sawit sebagai motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan," urai Noviansyah.