Seperti, jantung berdetak lebih cepat, napas pendek, keringat dingin, sakit perut, gemetar, bicara terbata-bata hingga mengalami kehilangan kata. Tentunya masih banyak contoh lainnya, yang bisa jadi pertanda Anda sedang grogi saat melakukan publik speaking.
Nah, yang mesti Anda lakukan pertama kali adalah menerima kenyataan, jangan disangkal. Karena semakin Anda mengacuhkan grogi, bisa semakin buruk keadaannya atau kesalahan yang Anda buat bisa semakin fatal.
"Setelah ikhlas menerima keadaan ini, barulahAnda melakukan beberapa cara untuk menguranginya. Dimulai dengan membuat nyaman diri Anda.
Nyamankan diri Anda dengan cara mengalirkan oksigen.
Disaat grogi, maka otak bekerja lebih keras hingga membutuhkan lebih banyak oksigen," tulis Hilbram.
Akibatnya adalah, napas yang pendek dan cepat atau tersengal-sengal seperti orang habis berolahraga.
Saat napas tersengal, justru berisiko membuat bicara jadi cepat sehingga bisa keseleo lidah alias belibet atau terdengar bergumam, yang malah akan menggandakan rasa grogi Anda.
Saat kondisi tersebut terjadi, maka langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah mengirim oksigen dengan baik ke otak dengan bernapas secara nyaman.
Bernafaslah perlahan, tarik nafas melalui hidung dan tahan sampai 5 detik.
Lalu, keluarkan pelan-pelan sampai sepenuhnya habis dan perut mengempis melalui mulut. Lakukan ini sebanyak 5-10 kali sebelum bicara.
Kemudian, bicaralah dengan suara bertenaga. Ingat, bukan berteriak.
Bicaralah perlahan dan jelas. Ini dilakukan untuk mengurangi keseleo lidah.
Momen Anda mulai diacuhkan audiece, bisa terjadi saat kondisi semakin memburuk.
Karena audience sudah tak tertarik dengan public speaking Anda, mereka mulai mengacuhkan dengan mulai memainkan Hp atau tak lagi fokus kepada Anda.
Agar suasana jadi cair, Hilbram Dunar pun mengupasnya. Langkah yang mesti Anda lakukan dalam kondisi ini adalah, dengar dan perhatikan audience.
Kemudian, ada baiknya jika Anda berhenti sejenak